Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjanjikan tambahan dana segar melalui penanaman modal negara atau PMN kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk mendukung konstruksi jalan tol Trans-Sumatra (JTTS).
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa PMN tersebut penting bagi Hutama Karya lantaran perseroan tidak mendapatkan suntikan dana pada 2017—2018. Alhasil, saat ini kondisi keuangan perseroan tergolong tidak sehat, dan membutuhkan dana tambahan sekitar Rp68 triliun untuk menyelesaikan JTTS.
“Kondisi aset dan utang [Hutama Karya] meningkat tajam [akibat penugasan konstruksi JTTS], namun ekuitas tidak mengejar. Untuk menyelesaikan [konstruksi] tahap 1, Rp68 triliun akan diberikan bertahap,” ujarnya dalam rapat dengan pendapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (8/7/2021).
Kartika berujar, Hutama Karya akan mendapatkan total dana segar pada tahun ini senilai Rp25 triliun. Kemudian akan disalurkan kembali PMN senilai Rp31,35 triliun pada 2022, dan Rp 11,5 triliun pada 2023.
Seperti diketahui, Hutama Karya telah mendapatkan PMN sekitar Rp6 triliun pada awal 2021. Oleh karena itu, Kartika menyampaikan, Kementerian Keuangan telah berkomitmen untuk kembali menyuntikkan PMN pada Hutama Karya senilai Rp19 triliun pada paruh kedua 2021.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan PMN kedua pada tahun ini kepada pemerintah. Adapun, pengajuan PMN kedua akan ditujukan untuk konstruksi maupun pengoperasian setidaknya pada sembilan ruas di JTTS.
Tjahjo menyampaikan bahwa PMN yang akan diajukan tersebut akan digunakan untuk dua kegiatan, yakni pengoperasian dan konstruksi.
Menurutnya, akan ada tiga ruas yang akan memperoleh manfaat PMN tersebut dalam kegiatan konstruksi, yakni jalan tol Medan—Binjai, Palembang—Indralaya, dan Pekanbaru—Dumai.
PMN itu juga dinilai akan membantu kegiatan pengoperasian enam ruas JTTS, yakni ruas Binjai—Langsa, Indralaya—Muara Enim, Kisaran—Indrapura, Kuala Tanjung—Parapat, Sigli—Banda Aceh, dan Pangkalan—Pekanbaru.
Selain itu, Tjahjo juga mengatakan bahwa PMN kedua akan membantu pengerjaan detail engineering design (DED) backbone lanjutan JTTS. Hutama Karya sendiri masih harus membangun enam ruas backbone JTTS hingga 2024.
Keenam ruas tersebut terbagi dalam konstruksi Tahap II dan Tahap III. Jalan tol backbone yang masuk dalam Tahap II, adalah Betung—Tempino—Jambi (169 kilometer), Jambi—Rengat (198 kilometer), Rengat—Pekanbaru (207 kilometer).
Adapun yang masuk dalam Tahap III, adalah Dumai—Rantauprapat (181 kilometer), Rantauprapat—Kisaran (112 kilometer), Langsa—Lhokseumawe (134 kilometer), Lhokseumawe—Sigli (157 kilometer), dan Pangkalan Brandan—Langsa (658 kilometer).
Sumber Bisnis, Edit koranbumn