• Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Minggu, 1 Juni 2025
  • Login
No Result
View All Result
Koran BUMN
Advertisement
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
No Result
View All Result
Koran BUMN
No Result
View All Result

Utang BUMN Terus Disorot, Apa Kata Rhenald Kasali?

by redaksi
28 Februari 2020
in Berita, Kinerja & Investasi
0
0
SHARES
14
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RelatedPosts

Strategi BNI Jaga Likuiditas dan Dorong Pertumbuhan Kredit di Tengah Tren Suku Bunga Rendah

Disaksikan Menhan Malaysia, PTDI dan BHIC Bhd Sepakati Kerja Sama Produksi, Lokalisasi Rantai Pasok, Hingga Layanan MRO Pesawat

India Kagum dengan Perkembangan PAL Indonesia

Utang BUMN terus disorot dan selalu menjadi bahasan publik. Sebenarnya sejauh mana sih, posisi utang BUMN saat ini? Bagaimana seharusnya melihat utang BUMN itu secara proporsional? Apakah ada manfaatnya?
Ini adalah pandangan Profesor  Rhenald Kasali, Guru Besar Universitas Indonesia, yang dikenal sebagai ‘guru manajemen’, yang kebetulan menjabat sebagai salah satu komisaris BUMN. Berikut penjelasannya:
Pertama, dulu sewaktu di masa-masa lalu, BUMN jarang investasi. Kondisi seperti itu disebut ‘lazy company’. Mengapa disebut lazy? Jawabnya karena CEO dan BUMN malas investasi. Kok malas? Ya pasti karena takut ambil utang untuk investasi, walaupun mampu.
Lihat saja pelabuhan-pelabuhan saat itu pakai kuli angkut sehingga kapal-kapal besar nggak ada yang merapat ke sini, dan harus dipecah-pecah di Singapura. Lalu mengeluhlah kita bahwa ongkos angkut kontainer 22 feet Jakarta-Banda Aceh lebih mahal daripada mengirim ukuran yang sama ke Hamburg.
Duit cuma disimpan di bank. Hanya mengeksploitasi aset yang sudah ada. Itu benar-benar lazy. Bahkan tak sedikit yg mau nyaman dan aman. Tantiem gede, tapi tak mewariskan alat produksi baru bagi next generation. Sebab, kalau investasi, kan tahun berikutnya profit perusahaan langsung drop, tantiem turun karena sudah ada biaya bunga, bayar cicilan, biaya penyusutan, dan lain-lain, sedangkan pendapatan baru akan naik 6-10 tahun ke depan.
Mana mau CEO lazy ambil utang? Makanya kita harus hati-hati membuat komentar jangan sampai men-discourage orang-orang yang menjalankan prinsip yang benar.
Apakah kita mau mundur lagi ke belakang? Membiarkan hanya eksploitasi aset yang sudah ada?
Eksplorasi-Eksploitasi
BUMN sebaiknya melakukan prinsip “Ambidexterous”: balancing antara eksploitasi dan eksplorasi. Jangan cuma hanya duduk manis jadi komisaris menikmati warisan dan bangunan serta investasi yang dilakukan pendahulu-pendahulu kita. Itu namanya eksploitasi. Keren sih gak ada utang, tapi gak ada warisan kebaikan buat penerus nanti. Itulah namanya eksplorasi: investasi-investasi baru yang hasilnya baru dinikmati 6-10 tahun ke depan.
Kedua, Mengapa harus berutang? Di kementerian BUMN itu ada kriterianya, dan ada banyak pilihannya. Tetapi berutang itu dalam terminologi investasi artinya kami me-leverage aset. Kalau kita aktif ikut rapat dewan komisaris, pasti tahu utang itu ada governance dan ada guidance-nya. Nggak seperti yang sering diberitakan seakan-akan bisa semaunya dan tanpa arah. Gak gitu kali ah.
Ini berbeda dengan utang sebagai perorangan untuk konsumsi. Jadi leverage aset untuk menciptakan alat produksi yang dinikmati anak cucu itu tidak jelek. Buat apa punya gunung emas kalau tak ada investasi? Lalu kalau mau diambil dan dimanfaatkan emasnya, mau pakai apa kalau bukan meleverage aset (emas) itu?
Ketiga, utang BUMN kok besar? Jangan lupa di antara BUMN itu ada 4 bank besar yang sudah memberi manfaat besar. Dan kalau kita mendalami bank, maka di sisi kiri neracanya ada aset dan di kanan (sama dengan modal sendiri dan utang). Nah, bank itu karakter bisnisnya memang 90% utang, dan modal sendiri paling cuma 10% atau kurang.
Mau dia BNI atau Citibank, ya begitu karakter bisnisnya. Jadi kalau portofolio aset perbankan tambah besar dalam BUMN kita, ya otomatis “utangnya” besar. Wong bisnisnya titip-menitip uang.
Misi Negara
Jadi, memang bicara utang BUMN ini kudu hati-hati. Kalau nggak, nanti kita kembali jadikan BUMN kita “lazy company” seperti dulu lagi. Sekarang, karena dengan utang (menerbitkan obligasi, dll) kita bisa punya dan bangun pelabuhan-pelabuhan baru, jalan tol yang lebih dirasakan manfaatnya, bandara-bandara yang lebih bagus, dan seterusnya. Kalau nggak mau utang, baiknya disebutkan juga konsekuensinya dong.Jangan sepotong-sepotong menjelaskannya.
Saya justru mengkritik keras CEO dan komisaris BUMN yang lazy. Maaf, jangan kita sembunyikan hal-hal yang seperti ini. Nggak berani utang untuk kebaikan kelihatan populis.
BUMN itu dalam UU-nya disebut menjalankan misi negara. Jadi, adakalanya kita harus kalahkan profit demi menjalankan misi negara.
Kami misalnya ditugaskan operasikan dan investasi bandara di Jember, Silangit dan Sibolga yang secara perusahaan pasti rugi. Investasi perpanjangan landasan dan bangun terminal yang nyaman buat rakyat itu mahal dan tak sesuai dengan hitung-hitungan untung ruginya. Tetapi karena “negara” memerintahkan untuk pelayanan publik, kami tak ada kata tak siap.
Pokoknya siap. Pertamina menurut saya juga begitu. Masa mau nolak kalau harga gas gak boleh naik? CEO tak bisa bilang bahwa rugi, maka tak mau. Wong itu punyanya negara kok. Jadi misi negara ya misi BUMN.
Lalu, namanya juga bisnis, bisa untung bisa buntung. Nggak selamanya juga harga bagus dan permintaan bagus. Hendaknya kita jangan bangun persepsi bahwa BUMN itu sakti maka dia selalu bisa untung.
Sumber Bisnis.com

Previous Post

Workshop 10 Agustus 2018 : Pengupahan, Penggunaan Tenaga Asing, Outsourcing, Perselisihan Hubungan Industri dan Sanksi Pidana

Next Post

Pelindo II Perbarui Sistem Digital Layanan Pelanggan dengan 6 Fitur

Related Posts

Program Bunga Nusantara BNI Gelar Pelatihan UMKM
Berita

Strategi BNI Jaga Likuiditas dan Dorong Pertumbuhan Kredit di Tengah Tren Suku Bunga Rendah

31 Mei 2025
Dirgantara Indonesia Serahkan Bantuan APD Bagi Tenaga Kesehatan
Berita

Disaksikan Menhan Malaysia, PTDI dan BHIC Bhd Sepakati Kerja Sama Produksi, Lokalisasi Rantai Pasok, Hingga Layanan MRO Pesawat

31 Mei 2025
Pembangunan Barge Mounted Power Plan
Berita

India Kagum dengan Perkembangan PAL Indonesia

31 Mei 2025
Gandeng Kimia Farma, Dahana Gelar MCU
Berita

Bawa Produk Unggulan, DAHANA Hadir dalam Defence Attache Tour Kemhan RI

31 Mei 2025
Berita Singkat BUMN : Bio Farma, Surveyor Indonesia, Petrokimia Gresik, Peruri, WIKA Gedung, Pusri, PLN, Bulog, Danareksa
Berita

Berita Singkat BUMN: Surveyor Indonesia, ILCS, Waskita Karya, Danantara, Bank BSI, Bio Farma, KIM, IndonesiaRe, Jasa Armada Indonesia, GARAM. PINDAD

30 Mei 2025
33 Tahun PT Len Industri : Sovereign the Nation, Penguatan Kemandirian Industri Pertahanan Indonesia
Berita

Kolaborasi LEN – Mendikti, Dorong Ekosistem Riset dan Pengembangan Teknologi Nasional

30 Mei 2025
Next Post

Pelindo II Perbarui Sistem Digital Layanan Pelanggan dengan 6 Fitur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima

Recommended

Perubahan Logo KAI untuk Lanjutkan Transformasi

421 Juta Pelanggan Bersubsidi: PSO Kereta Api 2025 Dorong Akses Transportasi Merata dan Berkelanjutan

4 hari ago
Tahun 2020, PLN akan Konversi 5 Pembangkit Diesel ke Gas

Lanjutkan Kolaborasi Transisi Energi, PLN dan CEXIM Teken MoU Strategis

6 hari ago
RUPS Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Angkat Anggota Baru Dekom PTPN II, PTPN X dan PTPN XIV

Dirut PTPN Grup, Mohammad Abdul Ghani Paparkan Mekanisme Koordinasi dengan Kehadiran Danantara

4 hari ago
Telkomsel Perbarui Identitas dengan Hadirkan Logo Baru

Telkomsel Buka “Kompetisi Riset Nasional 2025” bagi Mahasiswa S1, Perkuat Ekosistem Riset Data-Driven di Indonesia bersama Kemdiktisaintek

6 hari ago
Program Bunga Nusantara BNI Gelar Pelatihan UMKM
Berita

Strategi BNI Jaga Likuiditas dan Dorong Pertumbuhan Kredit di Tengah Tren Suku Bunga Rendah

by redaksi
31 Mei 2025
0

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menangkap peluang dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) untuk memperkuat...

Read more
Dirgantara Indonesia Serahkan Bantuan APD Bagi Tenaga Kesehatan

Disaksikan Menhan Malaysia, PTDI dan BHIC Bhd Sepakati Kerja Sama Produksi, Lokalisasi Rantai Pasok, Hingga Layanan MRO Pesawat

31 Mei 2025
Pembangunan Barge Mounted Power Plan

India Kagum dengan Perkembangan PAL Indonesia

31 Mei 2025
Gandeng Kimia Farma, Dahana Gelar MCU

Bawa Produk Unggulan, DAHANA Hadir dalam Defence Attache Tour Kemhan RI

31 Mei 2025
Berita Singkat BUMN : Bio Farma, Surveyor Indonesia, Petrokimia Gresik, Peruri, WIKA Gedung, Pusri, PLN, Bulog, Danareksa

Berita Singkat BUMN: Surveyor Indonesia, ILCS, Waskita Karya, Danantara, Bank BSI, Bio Farma, KIM, IndonesiaRe, Jasa Armada Indonesia, GARAM. PINDAD

30 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Hotline T/WA : 0813 8084 1716

© 2020 KoranBUMN.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL

© 2020 KoranBUMN.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In