Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, restrukturisasi utang kepada perbankan, pemegang obligasi, dan vendor menjadi fokus utama PT Waskita Karya. Tiko mengatakan proses negoisasi sejauh ini telah berjalan dengan baik.
“Waskita sekarang lagi negosiasi dengan bank. Bank itu sudah hampir semuanya cukup mendukung restrukturisasi Waskita. Kita lagi diskusi dengan pemegang obligasi, itu cukup banyak, dan juga dengan vendor,” ujar Tiko di sela-sela kegiatan Asean Fest 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Tiko menargetkan restrukturisasi utang Waskita selesai pada Agustus atau paling lambat September 2023. Tiko menyebut sekitar 85 persen bank telah sepakat dengan skema restrukturisasi utang yang diajukan Waskita.
Langkah selanjutnya, ucap Tiko, Waskita tengah bernegoisasi dengan para pemegang obligasi dan vendor. Tiko berharap hasil negoisasi dapat mencari formula terbaik dalam menyelesaikan kewajiban Waskita terhadap pemegang obligasi dan vendor.
“Ini kondisi yang berat. Kita terus diskusi, kita menghindari jangan sampai ada PKPU. Sebisa mungkin kita diskusi supaya bisa win-win buat semua,” ucap Tiko.
Pemerintah, lanjut Tiko, juga berkomitmen penuh mendukung restrukturisasi Waskita dengan pemberian penyertaan modal negara (PMN) dan juga penugasan proyek strategis nasional (PSN) untuk membayar utang Waskita.
“Kami di pemerintah sudah janjikan, Waskita ini nanti akan diberikan dukungan melalui Hutama Karya untuk menyelesaikan tol-tolnya. Kita sepakat Waskita akan jadi anak usaha dari Hutama Karya setelah restrukturisasinya selesai,” lanjut Tiko.
Tiko menyampaikan PMN berpotensi lebih dari Rp 3 triliun mengingat tugas besar Waskita dalam menyelesaikan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi seksi III dan tol Kayu Agung-Palembang-Betung atau Kapal Betung tahap II, dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu. Tiko mengatakan PMN tersebut akan diberikan kepada Hutama Karya yang akan meneruskan penugasan Waskita.
“Oleh karena kita hitung tidak cukup, ada tiga proyek besar yang belum selesai, Kapal Betung, Bocimi, sama yang tambahan dari Becakayu. Itu kita lagi diskusi dengan Kementerian PUPR, kita lagi hitung berapa total kebutuhan untuk tiga PSN tersebut,” kata Tiko.
Sumber Republika, edit koranbumn