PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) masih mencatatkan likuiditas valas longgar hingga saat ini meskipun perdagangan ekspor impor Indonesia terus mengalami peningkatan. Perseroan yakin likuiditas valas hingga tahun depan masih akan tetap terjaga di level yang baik.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor per November tercatat US$ 22,84 miliar, naik 3,69% secara month-on-month (mom). Sedangkan impor pada periode yang sama mencapai US$ 19,33 miliar, atau naik 18,62% mom.
Henry Panjaitan, Direktur Treasury dan International BNI mengatakan, terjaganya likuiditas valas tersebut ditandai dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) valas 12% secara year on year (YoY) per kuartal III 2021 dan loan to deposit ratio (LDR) bank ini tercatat di level 85,1%.
Dia menjelaskan, likuiditas valas tahun ini tidak hanya ditopang oleh pertumbuhan DPK valas tetapi juga dari penerbitan surat berharga valas sepanjang tahun 2021 sebesar US$ 1,1 miliar.
“Likuiditas valas BNI diprediksi masih akan tetap terjaga di safety level baik di tahun 2021 dan tahun 2022,” kata Henry
Bank pelat merah yang fokus mendorong bisnis internasional ini memperkirakan likuiditas valas masih akan besar tahun depan dengan proyeksi ekspor Indonesia tumbuh sebesar 7,9%.
Untuk menjaga likuiditas tahun depan, Henry bilang, BNI akan mengutamakan strategi melalui transaksional nasabah yang lebih sustain. BNI juga memiliki akses pasar yang luas atas dana valas melalui ke 6 cabang BNI yang ada di luar negeri yang dapat dijadikan sebagai sumber potensial untuk menghimpun dana.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) valas bank umum per September 2021 mencapai Rp 1.037,2 triliun. Itu tumbuh 8% dibanding pada periode yang sama tahun lalu yakni dari Rp 960,7 triliun.
Sumber Kontan, edit koranbumn