Akibat terdampak pandemi covid-19 PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III mengklaim terjadi penurunan arus kapal dan barang pada Juni 2020. Pelindo III juga memproyeksikan kinerja Perseroan hingga akhir tahun akan mengalami penurunan.
Direktur Utama Pelindo III Saefudin Noer mengatakan proses pergerakan orang dan barang di pelabuhan berubah di tengah pandemi covid-19 dan berdampak kepada kinerja pelabuhan. Sementara hingga akhir 2020 diproyeksikan akan terjadi penurunan 6% hingga 9% pada arus kapal dan barang.
Selain itu, Saefudin mengklaim, aktivitas internasional juga mengalami penurunan. Trafik peti kemas internasional diproyeksikan turun 4% hingga akhir 2020, menjadi 2.193 TEUs dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai 2.296 TEUs. Sementara hingga Juni 2020 dibandingkan dengan Juni 2019 turun di 2% menjadi 1.076 TEUs.
Selain itu, arus peti kemas domestik diproyeksikan turun 4% menjadi 2.996 juta TEUs dari 2019 yang mencapai 3.132 juta TEUs. Adapun hingga Juni 2020 terjadi penurunan 3% dibandingkan dengan 2019 yakni 1.399 juta TEUs.
Untuk arus barang hingga akhir 2020 diperkirakan mencapai 71.108 ton/M3 turun 9% dibandingkan dengan 2019 yang mencapai 78.338 ton/M3. Adapun hingga semester I/2020 terjadi penurunan 10% dibandingkan dengan 2019 menjadi 35.094 ton/M3.
Menurutnya, pergerakan ini perlu dicermati. Ia mengaku terjadi penurunan akibat adanya kebijakan larangan mudik sehingga penumpang turun sampai 38%, sementara kapal cruise dibatalkan sebanyak 117 call hingga Juni 2020.
“Kami memperkirakan penumpang luar negeri tidak akan bertambah hingga akhir 2020 yakni hanya sebanyak 62.036 orang atau turun 75% dari penumpang pada 2019, dan terjadi pembatalan perjalanan kapal cruise 169 call. Sementara kami memprediksi penumpang dalam negeri bisa terkoreksi hingga 65% dibandingkan dengan 2019 yakni menjadi 1,2 juta penumpang dari sebelumnya yang mencapai 3,4 juta penumpang,” jelas Saefudin saat acara webinar transportasi di era new normal secara virtual, Rabu (22/7).
Pihaknya berupaya membangun stimulus lain dengan cara menaikkan optimisme. Membangun optimisme dengan cara mendukung eksportir dengan memberikan efisiensi biaya baik pada tahap penumpukan awal, peti kemas empty inbound dan transhipment antar terminal.
Sumber Kontan, edit koranbumn