PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menjadi penghuni baru indeks LQ45 untuk periode Agustus 2022 – Januari 2023. Hingga jeda perdagangan siang, Rabu (27/7/2022) saham BRIS menguat 0,92 persen menjadi Rp1.650 per lembar. Dengan level harga ini kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp67,86 triliun.
Corporate Secretary Bank Syariah Indonesia (BSI) Gunawan A. Hartoyo mengatakan seluruh jajaran BSI sangat bersyukur atas masuknya perusahaan dengan kode saham BRIS ke dalam indeks LQ45. Hal ini menjadi salah satu satu bukti kepercayaan masyarakat dan investor terhadap kinerja BSI.
“Hal ini [masuk LQ45 juga mendorong semangat kami untuk terus konsisten mewujudkan visi menjadi Top 10 Global Islamic Bank dan terus memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi pemegang saham,” kata Gunawan
Sekadar informasi, pada kuartal I/2022 BSI membukukan laba bersih sebesar Rp987,65 miliar, tumbuh 33,18 persen yoy. Sementara itu aset BRIS ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 15,73 persen yoy menjadi Rp271,29 triliun.
Pada 3 bulan pertama 2022, BSI juga mencatatkan penyaluran pembiayaan yang tumbuh 11,59 persen yoy mencapai Rp177,51 triliun. Adapun komposisi pembiayaan tersebut terdiri dari pembiayaan konsumer yang tumbuh 20,73 persen, pembiayaan mikro tumbuh 22,42 persen, dan gadai emas tumbuh 8,96 persen.
Dari sisi kualitas pembiayaan BSI terus membaik yang ditandai dengan penurunan NPF [non performing financing] net menjadi 0,90 persen di Maret 2022, NPF gross juga mengalami penurunan semula sebesar 3,09 persen di Maret 2021 menjadi sebesar 2,91 persen di Maret 2022.
INDUSTRI HALAL
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya akan berperan semakin besar dalam pembiayaan industri halal.
Dia menjelaskan, sebagai bank syariah dengan aset terbesar di indonesia, BSI terlibat dalam membangun sejumlah kawasan industri halal (KIH) seperti di Sidoarjo hingga Batam.
“[Industri] Halal itu ada makanan dan minuman, fesyen, kosmetik, apa saja yang memungkinkan (dibiayai),” kata Hery di Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Rencana ini senada dengan keinginan pemerintah. Menteri BUMN Erick Thohir mendorong BSI untuk terlibat dalam membangun industri halal.
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim, kata Erick, menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan ekonomi dan industri halal terbesar di dunia. Erick juga berharap BSI dapat melahirkan talenta wirausaha muslim atau Muslimpreneur di Indonesia lebih banyak lagi.
Sumber Bisnis, edit koranbumn