Perusahaan Umum Perikanan Indonesia atau Perum Perindo mendapatkan peluang inovasi bisnis perikanan usai audiensi dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Gelaran audiensi dibuka oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro dan dilanjutkan Kepala LAPAN Bapak Thomas Djamaluddin, Kepala LIPI Bapak Laksana Tri Handoko, Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT Bapak Soni Solistia Wirawan, Staf Ahli Pembangunan Berkelanjutan dan Plt. Deputi Penguatan Riset & Pengembangan Kemenristek/BRIN Bapak Ismunandar, Staf Ahli Kelembagaan dan Sumber Daya IPTEK dan Plt. Deputi Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN Bapak Erry Ricardo N., dan Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT Dudi Iskandar.
Selain itu, Hadir jajaran Direksi Perum Perindo, Direktur Utama Fatah Setiawan Topobroto, Direktur Operasional Raenhat Tiranto Hutabarat dan Direktur Keuangan Mukhamad Taufiq.
Menteri Riset dan Teknologi Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan Perum Perindo merupakan perusahaan perikanan yang dapat memanfaatkan teknologi terkini untuk pengembangan bisnis ke depan.
Menurut Bambang, peluang di bidang perikanan sangat terbuka lebar. Oleh karena itu, pihaknya turut mengundang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) agar hasil audiensi lebih komprehensif.
“Salah satu peluangnya bisa melalui marketplace bidang perikanan. Jadi aplikasi bisa yang memotong rantai distribusi dari nelayan ke end user,” katanya dalam audiensi dengan Perum Perindo, Jumat (19/3/2021).
Selain itu, ada teknologi kapal Pelat datar yang terbuat dari baja. Kapal tersebut cocok untuk perikanan karena memiliki teknologi canggih untuk mengarungi laut lepas.
Dari sisi penyimpanan ikan, ada juga penelitian terkait substitusi cold storage yang tidak membutuhkan listrik yang besar.
Teknologi di bidang perikanan lainnya yakni citra satelit yang mampu mendeteksi tempat yang paling cocok untuk budidaya ikan.
“Jadi kami sangat terbuka jika Perum Perindo menggandeng kami untuk kerja sama,” tutur Bambang.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto menyatakan terima kasih atas ide dan gagasan terkait teknologi yang dapat diterapkan di bisnis perikanan.
“Kami akan terus mencoba menerapkan teknologi terbarukan di kawasan kami, Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta dan di kota lainnya,” katanya dalam kesempatan yang sama.
Fatah menjelaskan akan menggandeng BPPT dan LIPI untuk meminimalisir banjir rob di kawasan pelabuhan perikanan. Pasalnya, fenomena alam tahunan tersebut cukup menjadi ganjalan dalam bisnis perikanan.
Nantinya, Perum Perindo akan menerima masukan dari hasil riset BPPT dan LIPI terkait pembuatan bendungan.
Pemerintah sebenarnya telah menggagas program Giant Sea Wall di pantai utara Jakarta. Namun program tersebut belum berjalan untuk menanggulangi banjir rob musiman.
Selain itu, Perum Perindo akan memanfaatkan teknologi GeNose di kawasan pelabunan perikanan. Dengan begitu, pintu masuk pelabuhan diharapkan steril dari penyintas virus Covid-19.
Terkait teknologi substitusi cold storage, Perum Perindo telah mengembangkan Cold Storage Portable di Pelabuhan Perikanan Pekalongan.
Cold Storage Portable terbukti mampu menghemat daya listrik 54-57% dibandingkan dengan Cold Storage konvensional yang dimiliki oleh Perum Perindo.
Bagi Perum Perindo, keuntungan ini dapat meningkatkan efisensi biaya operasional di area Pelabuhan Perikanan.
Selain itu, keunggulan lainnya dari portable cold storage ini adalah bersifat knock down sehingga mudah dilakukan ekspansi atau upgrade kapasitas sesuai kebutuhan, flexible dan mudah dilakukan pemindahan apabila dibutuhkan.
Portable Cold Storage memiliki Insulasi tinggi sehingga dapat menjaga suhu ruangan sangat baik, menggunakan refrigerant ramah lingkungan R452A dan aktivitas mesin terekam pada controller mesin sehingga dapat termonitor dengan baik.
“Setelah di Pekalongan, kami akan mengembangkan Cold Storage Portable di daerah lain,” pungkas Fatah.