PT Bio Farma (Persero) resmi menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Fapon Bioindustries Indonesia, anak usaha dari Fapon Biotech, dalam pengembangan serta produksi produk In-Vitro Diagnostics (IVD) di Indonesia. Penandatanganan kerja sama berlangsung di Kantor Pusat Fapon Biotech, Dongguan, Provinsi Guangdong, Republik Rakyat Tiongkok.
Kolaborasi ini menjadi langkah strategis Bio Farma dalam memperkuat kemandirian industri kesehatan nasional, khususnya di bidang diagnostik, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Penguatan kapasitas produksi IVD di dalam negeri dinilai krusial dalam mendukung ketahanan sistem kesehatan nasional secara berkelanjutan.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Kepala Divisi Perencanaan dan Strategi Bisnis Bio Farma, Dicky Mahardhika Taryono, bersama CEO Fapon Indonesia, Dyah Juliana Pudjiati. Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam mempercepat penguasaan teknologi diagnostik di dalam negeri sekaligus memperkuat struktur industri kesehatan nasional.
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam membangun kemandirian kesehatan nasional.
“Kami sangat menyambut baik kerja sama dengan Fapon untuk membawa metode dan teknologi produksi IVD ke dalam negeri. Inisiatif ini akan memperkuat kapabilitas Bio Farma dalam memproduksi perangkat diagnostik mutakhir guna memenuhi kebutuhan layanan kesehatan nasional,” kata Shadiq.
Presiden Fapon Biotech, Ben He, menegaskan komitmen perusahaannya untuk berkontribusi dalam penguatan sektor kesehatan Indonesia melalui kemitraan strategis dengan Bio Farma.
“Merupakan kehormatan bagi Fapon untuk dapat bekerja sama dengan Bio Farma. Kami percaya bahwa alih teknologi ini akan memudahkan akses pasar Indonesia terhadap solusi diagnostik terkini sekaligus mendukung pembangunan layanan kesehatan yang berkelanjutan.” ungkapnya.
Teknologi IVD sendiri merupakan perangkat dan metode diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi penyakit, kondisi kesehatan, maupun infeksi melalui pengujian sampel biologis seperti darah, urin, atau jaringan tubuh di luar tubuh manusia. Peran IVD sangat penting dalam sistem layanan kesehatan modern karena memungkinkan proses diagnosis yang cepat dan akurat sebagai dasar pengambilan keputusan klinis.
Ke depan, kerja sama ini tidak hanya berfokus pada transfer teknologi produksi IVD, tetapi juga membuka peluang pengembangan dan inovasi teknologi medis lainnya. Sinergi Bio Farma dan Fapon diharapkan dapat memperkuat kemandirian diagnostik nasional, mendorong substitusi impor alat kesehatan, serta mempercepat terwujudnya ketahanan kesehatan nasional yang tangguh dan berdaya saing di kawasan Asia Tenggara.















