Perum Bulog menyiapkan skema pengeluaran beras jelang musim panen. Setidaknya akan ada dua skema yang digunakan untuk pengeluaran beras yakni skema komersial dan skema penugasan.
Awaludin Iqbal, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog mengatakan, skema komersial yaitu penyaluran beras untuk dijual di pasar pasar umum dan skema penugasan disalurkan untuk kegiatan penugasan pemerintah seperti bencana alam dan operasi pasar.
Skema pengeluaran ini bertujuan agar tidak ada penumpukan beras yang akan diserap dengan beras sebelumnya dan untuk menjaga kualitas beras.
Awaludin mengatakan, Perum Bulog mempunyai kapasitas gudang hingga 3,7 ton. Dengan target dari penyerapan Bulog tahun 2022 sebanyak 1,6 juta ton dengan anggaran yang sudah disiapkan.
“Jadi kalau dari sisi kesiapan gudang jauh dari cukup, kedua ketika kita sudah siapkan target pengadaan itu pasti dengan anggaran yang sudah disiapkan dan cukup untuk 1,6 juta ton,” tambah Awaludin
Direktur Supply Chain & Pelayanan Publik Perum Bulog M. Suyanto menambahkan, terkait dengan ketersediaan pangan mengacu kepada Undang-Undang (UU) Pangan No. 18 tahun 2012 dimana pemerintah harus menjamin ketersediaan keterjangkauan stabilitas dan kualitas bahan pangan.
Saat ini, Bulog sudah mendapatkan penugasan tentang komoditi beras. Di mana pemerintah menugaskan Bulog untuk mengelola cadangan beras pemerintah.
“Beras cadangan pemerintah adalah sekitar kurang lebih 1,5 juta ton. Kami sampaikan juga stok yang dikuasai perum Bulog saat ini sebanyak 847 ribu ton. Ini sudah memasuki musim panen dan kami sedang melakukan penyerapan gabah dari petani,” tutur Suyanto.
Upaya yang sedang dilakukan adalah penggelontoran beras ke pasar dengan target 1.000 ton per hari. “Upaya ini untuk menjaga stabilitas harga dan kualitas cadangan beras nasional,” tutupnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn