Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang baru dilantik Dwi Soetjipto ternyata punya sepak terjang yang cukup panjang.
Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) ini menyatakan, akan meneruskan perbaikan tata kelola yang dilakukan pendahulunya Amien Sunaryadi.
Dikumpulkan dari sejumlah sumber, Dwi sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk sejak 2005, ketika nama perusahaan adalah PT Semen Gresik Tbk.
Semen Indonesia merupakan, induk perusahaan dari Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa. BUMN ini adalah perusahaan semen terbesar Asia Tenggara dengan kapasitas terpasang 30 juta ton tahun lalu.
Awal perkenalan Dwi dengan industri semen dimulai pada 1981, saat ia pertama kali bergabung dengan Semen Padang. Berbagai penugasan kemudian dijalani dengan baik sebelum akhirnya ditunjuk menjadi Direktur Litbang Semen Padang pada 1995.
Di 2003 menjadi sebuah catatan dari karirnya ketika pemegang saham menunjukkan sebagai Dirut Semen Padang. Jabatan Dirut Semen Padang sangat menantang karena dihadapkan dengan beragam konflik meminta spin off.
Berhasil mengatasi konflik, Dwi Soetjipto secara cepat melakukan perbaikan sehingga Semen Padang bertransformasi menjadi sebuah perusahaan yang sehat.
Dua tahun kemudian, ia kembali mendapatkan kehormatan untuk menjabat sebagai Dirut Semen Gresik. Tantangan yang harus dihadapi oleh Dwi Soetjipto kali ini lebih besar karena harus menyatukan 3 BUMN semen yang masing-masing memiliki ‘fanatisme’ sendiri.
Ia memimpin langsung proses transformasi perusahaan sebelum akhirnya berubah menjadi Semen Indonesia Grup. Saat ini, Semen Indonesia merupakan salah satu BUMN terbesar di Indonesia, dengan kapasitas produksi terbesar di Asia Tenggara, sekaligus paling menguntungkan di dunia.
Ia juga sukses menyulap Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) sebagai koperasi terbaik di Indonesia, bahkan berpredikat internasional. Atas pencapaian ini, Dwi Soetjipto mendapatkan penghargaan Satya Lencana Pembangunan Bidang Koperasi dan UKM.
Dwi merupakan lulusan dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di 1980. Ia melanjutkan pendidikan Master Management di Universitas Andalas, Padang, dengan predikat ‘Cum Laude’. Di 2009, ia mendapatkan gelar Doktor Strategic Management dari Universitas Indonesia.
Di sela kesibukannya, ayah 4 putra ini tak pernah lupa menyalurkan hobi bermusik dan olahraga, termasuk beladiri silat.
Pada November 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui pengangkatan Dwi Soetjipto menjadi Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menggantikan Karen Agustiawan yang mundur beberapa bulan sebelumnya.
Dalam kurun waktu tiga tahun, Dwi telah menjalankan berbagai kebijakan. Mulai dari reformasi sistem di Pertamina, persiapan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak dan gas bumi dan yang terakhir adalah terkait dengan program BBM satu harga di seluruh Indonesia. Tapi sayang, masa tugas Dwi selesai pada 3 Februari 2017.
Sumber detik.com