PT INKA (Persero) dan Stadler telah memilih Banyuwangi sebagai tempat pembangunan pabrik kereta api baru. Alasan logis memilih membangun di Banyuwangi ini karena biaya saat proses pengiriman dari Madiun ke Surabaya hampir sama dengan biaya yang dikeluarkan dari Surabaya ke Malaysia, oleh karena itu PT INKA (Persero) ingin memindahkan pabrik kereta ke Banyuwangi.
Lokasi yang di bangun di Wilayah Secang, Kecamatan Kalipuro ini memang dekat dengan garis pantai, hal ini yang menjadikan pertimbangan matang, agar saat proses pengiriman untuk ekspor semakin efektif dan efisien.
Kerjasama ini menyepakati bahwa PT INKA (Persero) menyiapkan Lahan seluas 84 Hektare dan Bangunan, namun untuk tahap awal hanya digunakan seluas 12 hektare, sedangkan pihak Stadler menyiapkan berupa teknologi, mesin dan pasar.
Pihak Stadler juga sangat senang menyambut kerjasama dengan PT INKA (Persero), karena mereka baru pertama kali menjajaki pasar Asia dan sebelumnya hanya terfokus ke pasar Eropa dan Amerika saja. Stadler adalah perusahaan pembuatan kereta api dengan kualitas baik yang ada di Eropa.
Terdapat studi dari perusahaan independen Jerman bahwa PT INKA (Persero) masuk dalam jajaran 50 besar industri kereta api di dunia, dengan urutan ke 22, sedangkan Stadler di nomor 7, hal ini yang membuat PT INKA (Persero) tertarik bekerjasama dengan Stadler, yang mana nilai investasinya mencapai 30 Trilliun, tahap awal 500 Milliar yang digelontorkan,
“Target kita bukan hanya kerjasama merger antara Stadler dan PT INKA (Persero) saja, tetapi kita akan membuat anak perusahaan yang dimiliki kedua belah pihak, Seoalah – olah kami menjual avanza atau inova, sementara Stadler menjual Mercedes atau Ferrari”, ungkapungkap Sedayu sebagai Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA (Persero), Jumat (11/01/2019).
Kerjasama antara PT INKA (Persero) dan Stadler bertujuan untuk membagi segmentasi pasar, yang mana pasar yang menginginkan tidak memiliki modal banyak tapi ingin kualitas bagus seperti Bangladesh, Srilanka, India, Filipina, PT INKA (Persero) yang siap mengambil pasar tersebut, sementara pangsa pasar yang memiliki modal tinggi dan meminta kualitas tinggi seperti Singapura, Taiwan, Australia, pihak Stadlerlah yang akan mengambil pasar tersebut.
“Jadi kita saling memiliki produk sendiri-sendiri dengan segmen pasar yang berbeda,” ucapnya.
Pihak Stadler yang hadir dalam jamuan makan malam kamis, 10 Januari 2019, di Pendopo Sabha Swagata Blambangan yaitu Mr. Felix Klasi sebagai Corporate Development Stadler Rail dan didampingi oleh Mr. Stefan Rutishauser cukup antusias melihat sambutan dari Bupati Abdullah Azwar Anas yang tersambung dari face time karena ada acara penting di luar kota.
Bupati Abdullah Azwar Anas berharap dengan adanya pembangunan pabrik kereta di Banyuwangi ini bisa mensejahterahkan rakyat, melalui tenaga kerja lokal dan lainnya. Bupati juga memaparkan harapannya pabrik yang dibangun harus ada ornamen khas Suku Using Banyuwangi.
Bila tidak ada halangan dan ijin amdal yang sedang dituntaskan, tanggal 24 Januari 2019 akan dilakukan groundbreaking Pabrik Kereta Api Banyuwangi dan target tahun ini Bangunan fisik sudah jadi, kemudian pertengahan tahun 2020 akan siap beroperasi.
Menteri Ristek Dikti juga menyiapkan Politeknik Perkeretaapian guna menunjang penelitian dan pengembangan pabrik agar menjadi kawasan yang berdampak bagi semua lini.
Sumber INKA /timesindonesia edit koranbumn