PT Perikanan Indonesia merealisasikan serapan ikan hasil tangkapan nelayan sebesar 5.570 ton ikan pada paruh pertama tahun ini.
Hal ini sesuai dengan amanah peraturan pemerintah atau PP No.99 Tahun 2021 agar PT Perikanan Indonesia bertindak sebagai off taker hasil tangkapan nelayan untuk meningkatkan dan mendukung ketersediaan, keterjangkauan, inklusivitas dan mutu perikanan.
Peran PT Perikanan Indonesia sebagai off taker semakin ditingkatkan usai keluarnya PP No.99 tahun 2021 tentang Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Indonesia.
Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan sejak mergernya dua BUMN perikanan pada Desember 2021 lalu, tentu ini memperkokoh peran PT Perikanan Indonesia dalam melibatkan nelayan sebagai garda terdepan ketahanan pangan di sektor perikanan.
Sigit menjelaskan, PT Perikanan Indonesia hadir sebagai penyerap hasil tangkapan nelayan di seluruh Indonesia dengan harga yang wajar dan sesuai. Hingga semester I/2022, PT Perikanan Indonesia telah membeli ikan dari nelayan sebanyak 5.570 ton.
“Ini adalah amanah pemerintah usai penggabungan BUMN Perikanan. PT Perikanan Indonesia harus dapat meningkatkan hasil off take nelayan, nilai tukar nelayan dan memberikan kemudahan nelayan dalam berproduksi. Ini yang kami terus upayakan,” katanya.
Ikan hasil tangkapan nelayan yang diserap oleh PT Perikanan Indonesia mayoritas antara lain, Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Ikan Kembung, Ikan Tongkol, Ikan Deho, Ikan Layang dan Gurita.
Ikan tersebut diperoleh dari nelayan di sejumlah cabang PT Perikanan Indonesia yaitu di Pekalongan, Belawan, Brondong, Pemangkat, Ambon, Bacan, Benoa, Bitung, Gorontalo, Makasar, Padang, Sorong, Surabaya dan Tegal.
“Total mitra nelayan PT Perikanan Indonesia di seluruh Indonesia berjumlah 1.400 nelayan,” tambah Sigit.