Pemerintah akhirnya menunjuk dan menugaskan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I sebagai kontraktor sekaligus operator untuk membangun Pelabuhan Kuala Tanjung.
Penugasan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 tahun 2018 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Pelindo I juga diminta mengembangkan Kawasan Industri Kuala Tanjung letaknya berada tak jauh dari Kuala Tanjung di Sumatera Utara itu.
sebagaimana dilansir laman Sekretariat Kabinet, Jumat (12/10), bahwa dalam pasal 1 ayat 4 Perpres itu menyebutkan, Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung sebagaimana dimaksud merupakan pelabuhan internasional yang berperan melayani kegiatan bongkar muat peti kemas, barang umum (general cargo), curah cair, dan curah kering yang didukung oleh Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Konsekuensi dari penugasan ini, Pelindo I bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keberlangsungan proyek mulai dari pendanaan hingga pengoperasian. Proyek yang diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp30 triliun nantinya dibiayai oleh Pelindo I lewat kas internal atau pinjaman.
Untuk Kawasan Industri, Jokowi meminta agar Pelindo I menggandeng PT Indonesia Asahan Aluminum (Inalum). Kedua perusahaan ini diminta membentuk perusahaan patungan untuk menjadi operator kawasan industri.
Bukan hanya itu saja, Presiden Jokowi juga memerintahkan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution untuk mengkoordinasikan dan melaporkan perkembangan proyek paling sedikit satu kali dalam enam bulan.
Seperti diketahui, Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi salah satu pelabuhan yang diharapkan bisa menyaingi pelabuhan di Singapura dan Malaysia. Tahun 2039, diprediksi mampu menangani arus petikemas hingga mencapai 12,4 juta TEUs.
Nantinya, diharapkan barang-barang yang diangkut banyak kapal melalui Selat Malaka yang selama ini keluar masuk ke empat pelabuhan yaitu Port of Singapore, Port of Tanjung Pelepas, Port Klang dan Pelabuhan Penang, sebagian bisa dibelokkan ke Kuala Tanjung.
Untuk juga diketahui, bahwa saat ini Pelindo I tetap fokus dalam menjalankan program Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung untuk mewujudkan Kuala Tanjung sebagai Pelabuhan Hub Internasional. Sekarang ini progres pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah mencapai 95% untuk sisi laut dan 75% untuk sisi darat.
Dalam rilis yang pernah diterima Ocean Week, menyebutkan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikembangkan dalam 4 tahap, yaitu tahap I Pengembangan Terminal Multipurpose Kuala Tanjung yang disiapkan dengan kapasitas 500 ribu TEUs, tahap II Pengembangan Kawasan Industri 3000 Ha (2016-2018), tahap III Pengembangan Dedicated/Hub Port (2017-2019) dan Tahap IV pengembangan kawasan industri terintegrasi (2021-2023).
“Pelabuhan Kuala Tanjung yang diproyeksikan akan menjadi pelabuhan terbesar dan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia ini dikembangkan secara bertahap dan nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta TEUs,” kata ACS Humas Pelindo I Fiona Sari Utami.
Pengelola Terminal Multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung dilaksanakan oleh PT Prima Multi Terminal yang merupakan anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meliputi, Pelindo I, PT PP Tbk, dan PT Waskita Karya Tbk.
Pelindo 1 menguasai saham mayoritas di PT Prima Multi Terminal sebesar 55%, PT PP memegang 25%, sedangkan PT Waskita Karya memiliki 20%.
Untuk mewujudkan terminal multi purpose di Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelindo I juga sedang menyiapkan kawasan industri yang terpadu atau Industrial Gateway Port Kuala Tanjung seluas 3.000 hektar.