PT Perikanan Indonesia (Perindo) mengebut kinerja ekspor perikanan ke tiga negara yakni Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Singapura.
Ekspor ketiga negara tersebut diharapkan bisa ikut mengerek pendapatan perusahaan milik negara (BUMN) yang baru merger pada akhir tahun lalu.
Komoditas yang diekspor meliputi ikan tuna dengan tujuan ke AS dan Singapura, serta gurita ke Jepang. PT Perikanan Indonesia memastikan ikan hasil tangkapan nelayan dari laut Indonesia memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat di luar negeri.
Direktur Utama PT Perindo Sigit Muhartono mengatakan fokus perusahaan di 2022 yakni pada lini bisnis produksi dan perdagangan ikan, salah satunya dengan melakukan ekspor.
“Kami berkomitmen memenuhi permintaan dari pembeli di luar negeri untuk mengerek pendapatan perusahaan sekaligus meningkatkan inklusivitas nelayan,” kata Sigit dalam siaran pers, Rabu (22/6/2022).
Adapun, volume perdagangan luar negeri atau ekspor PT Perindo berkontribusi sekitar 10 persen dari total produksi dibandingkan dengan perdagangan ikan domestik di dalam negeri. Oleh karena itu, roadmap perusahaan ke depan tentu akan menambah pasar luar negeri.
Jangkauan ekspor PT Perindo saat ini meliputi sembilan negara, antara lain AS, Jepang, Thailand, Filiphina, China, Taiwan, Mesir, Singapura, dan Korea Selatan.
Perincian produk yang diekspor ke AS antara lain ikan tuna yang sudah diproses menjadi tuna saku, tuna steak, dan tuna center cut. Ikan tuna ini telah diproses dari raw material menjadi ikan tuna yang memiliki nilai tambah (added value), sehingga nilai jualnya diperkirakan akan lebih tinggi.
“Ekspor tuna ke Amerika Serikat ini adalah ekspor perdana dari salah satu cabang kami di Benoa, Bali,” tutur Sigit.
Ikan tuna asal Benoa itu dinyatakan telah lolos quality control dan pemeriksaan oleh Food and Drug Administration (FDA). PT Perindo menyebut akan rutin mengekspor minimal 20-25 ton produk jadi ikan tuna, dengan kapitalisasi Rp3 miliar hingga Rp4 miliar.
Selain diekspor ke AS, ikan tuna tangkapan nelayan Indonesia juga dikirim ke Singapura. Ekspor dilakukan oleh PT Perindo Cabang Bitung untuk memenuhi permintaan dari perusahaan di Singapura, Kida Food Ltd.
Produk yang diekspor adalah ikan tuna loin segar dengan kuantitas sekitar 500-600 kilogram (kg). Ekspor tersebut dilakukan secara berkelanjutan menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku atau raw material di Cabang Bitung.
Sementara itu, hasil laut yang dikirim ke Jepang pada Juni 2022 adalah gurita berjenis octopus cynea grey. Ekspor gurita ke Negeri Sakura tercatat sebanyak satu kontainer yang berkapasitas 15 ton. Pengiriman gurita ke Jepang telah berlangsung sejak Januari hingga Juni 2022.
“PT Perikanan Indonesia memastikan gurita asli perairan di Indonesia menjadi salah satu primadona komoditas ekspor,” ujar Sigit.
Sigit mengatakan bahwa kualitas gurita masih segar dan kenyal meski sudah melalui perjalanan laut dari negara asal ke negara tujuan.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor perikanan di Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai US$1,53 miliar atau naik 21,63 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2021.
Pada periode tersebut, AS menjadi negara tujuan ekspor utama dengan nilai sebesar US$727,27 juta. Kemudian, tujuan ekspor disusul Tiongkok sebesar US$214,39 juta, Jepang sebesar US$151,62 juta, Asean sebesar US$151,26 juta, dan Uni Eropa sebesar US$78,17 juta.
Dari sisi komoditas, udang menjadi favorit dengan nilai ekspor sebesar US$621,92 juta atau 40,64 persem terhadap nilai ekspor total.
Komoditas favorit selanjutnya takni tuna-cakalang-tongkol senilai US$189,53 juta (12,39 persen); rajungan-kepiting US$172,56 juta (11,28 persen); cumi-sotong-gurita US$154,53 juta (10,10 persen); rumput laut US$114,26 juta (7,47 persen); dan tilapia US$14,86 juta (0,97%).
Sumber Bisnis, edit koranbumn