PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal I 2022. Laba bersih BUMN Karya ini naik 28,63% menjadi Rp 8,67 miliar.
Padahal, pendapatan perusahaan pada tiga bulan pertama kemarin turun 6,16% menjadi Rp 1,98 triliun. Periode yang sama tahun lalu, pendapatan ADHI sebesar Rp 2,11 triliun.
Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budiyanto menjelaskan bahwa sebenarnya secara total pendapatan ADHI, baik proyek Non Joint Operation dan proyek Join Operation (JO) tidak ada penurunan malah cenderung naik. Hal ini karena ADHI mengalami peningkatan porsi kontribusi dari proyek JO dibandingkan kuartal I 2021.
“Namun kinerja dari proyek JO tidak dibukukan dalam pendapatan, tetapi langsung dicatatkan sebagai laba JO pada bagian laba ventura bersama dengan peningkatan sebesar 29%,” jelasnya
Berdasarkan laporan keuangannya, pos tersebut mencatatkan angka sebesar Rp 84,47 miliar. Nilai itu naik 29,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 65,45 miliar.
Sementara itu, keberhasilan perseroan mencetak pertumbuhan laba bersih didorong efisiensi beban usaha dan peningkatan pendapatan ventura bersama.
Adapun sampai dengan Maret 2022, Farid mengatakan perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp 67,7 miliar. “Untuk investasi aset tetap, pembelian tanah, dan investasi ventura bersama,” katanya.
Di tahun 2022, ADHI menetapkan target kontrak baru yang akan tumbuh sebesar 20%-25% dari realisasi kontrak baru tahun lalu.
Ditambah potensi akibat pergeseran kontrak baru dari tahun 2021 dari beberapa proyek pembangunan jalan tol senilai Rp 9 triliun, sehingga target perolehan kontrak baru tahun 2022 sebesar Rp 24 Triliun – Rp 28 Triliun.
“Perolehan kontrak tersebut ditargetkan diperoleh dari proyek jalan, gedung, serta proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan irigasi, landfill, jaringan gas rumah tangga, dan lainnya dengan sumber dana baik dari pemerintah, BUMN, maupun swasta,” tutupnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn