• Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Selasa, 29 Juli 2025
  • Login
No Result
View All Result
Koran BUMN
Advertisement
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
No Result
View All Result
Koran BUMN
No Result
View All Result

Membentengi Rupiah dari Serbuan New Normal

by redaksi
28 Februari 2020
in Berita
0
0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RelatedPosts

Pertamina Tampil di GIIAS 2025: Hadirkan Pelumas Ramah Lingkungan untuk Mobil Masa Depan

Cuma Rp16.000 Jakarta–Bandung? Ini Caranya Lewat Layanan Terhubung KAI Group

INKA Kirim Rainset ke-3 dari 16 trainset KRL Pesanan KCI

Setelah Turki, Brazil, Argentina, kini Afrika Selatan mengalami resesi. Sementara fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. Namun, mata uang Rupiah belum mampu terlepas dari risiko pelemahan mata uang secara global. Hingga Selasa (3/9) sore, kurs referensi Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR) mencatat, Rupiah melemah terhadap US Dollar level 14.840. Penguatan Dollar AS terhadap mayoritas mata uang negara berkembang dan kecemasan investor terhadap krisis ekonomi di beberapa negara berkembang masih menjadi pemicu pelemahan Rupiah.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makro Ekonomi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menyatakan, kondisi fundamental ekonomi Indonesia sebenarnya masih kuat, tapi tak mampu tahan dari serbuan ‘new normal’. Sebagai info, kondisi new normal terjadi ketika ekonomi AS membaik sehingga suku bunganya naik, indeks Dollar AS menguat, sehingga arus modal asing keluar dari negara berkembang kembali ke Amerika.
“Kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih kuat ketimbang Brazil, Turki, dan Argentina,” ungkap Budi Hikmat dalam keterangan pers, Rabu (5/9). Sebagai perbandingan, Brazil telah kehilangan status level investasi sejak 2015. Hal ini disebabkan karena utang valas negeri Tango ini membengkak hingga 9 kali lipat sejak 2008 hingga 2015.Di samping itu, harga minyak dunia turun di tahun 2015, menyebabkan negara penghasil minyak tersebut terpuruk dan mengalami stagflasi atau penurunan pertumbuhan ekonomi.
“Negara yang memiliki utang valas yang besar memang memiliki risiko pelemahan mata uang, apalagi jika Dollar AS menguat,” sebutnya. Begitu pun yang terjadi pada Indonesia. Namun, Budi melanjutkan, masalah Indonesia tak terletak pada besarnya jumlah utang, tapi lebih pada biaya utang. “Biaya utang Indonesia relatif lebih tinggi ketimbang Malaysia, Singapura, dan Thailand. Hal ini karena negara-negara tersebut memilliki sektor manufaktur yang lebih kuat sehingga tahan pada goncangan pasar. Solusi kita ada pada produktif dan kompetitif,” jelasnya.
Pemerintah Harus Segera Dorong Kebijakan Lanjutan
Sepanjang tahun 2018, pemerintah telah mengambil beberapa langkah kebijakan baik di moneter dan fiskal untuk membentengi Rupiah dari serbuan ‘new normal’.
Dari sisi moneter, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas dan pasar SBN sebesar Rp 7,1 triliun. BI juga menaikkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate sebanyak 125 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Di kebijakan fiskal, pemerintah telah mengerem proyek infrastruktur yang memiliki komponen impor yang tinggi. Tak hanya itu, Pemerintah menetapkan defisit anggaran ditekan hingga 1,84% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019.
“Pemerintah sudah melakukan berbagai antisipasi dari segi kebijakan moneter dan fiskal. Namun, hal ini tak cukup menahan Rupiah. Jika BI kembali menaikkan suku bunga 7 Days RRR justru akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia,” papar Budi. Pasalnya, inflasi Indonesia dari Januari hingga Agustus 2018 hanya sebesar 2,13%. Sementara, Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.2% tahun ini.
Adapun, ia berharap agar Pemerintah segera mendorong kebijakan-kebijakan pendukung untuk bisa menghasilkan Dollar US dan menyelamatkan Rupiah. Kebijakan tersebut di antaranya di sektor manufaktur, wisata, energi, transportasi, dan BBM. “Kebijakan pendukung harus segera dilaksanakan. Mesin penggerak Dollar harus segera bekerja. ,” tandasnya.
Ia mencontohkan, kebijakan sistem transportasi Ganjil Genap di Jakarta berhasil mengurangi penggunaan kendaraan roda empat di ibukota, sehingga arus lalu lintas lebih terkendali. Sekadar info, jumlah tambahan mobil dan motor di Indonesia telah mencapai 78 juta unit selama 10 tahun, atau melonjak 88% dibanding satu dekade lalu. Hal ini setara dengan jumlah penduduk Turki dan Jerman. “Ini merupakan kekeliruan dan berdampak pada jumlah energi yang diimpor lebih besar,” sebutnya.
Sumber Situs Web BAHANA

Previous Post

2019, BUMN Jasa Keuangan Akan Sumbang Dividen Rp 30,23 Triliun

Next Post

WORKSHOP BUMN DAN ANAK PERUSAHAAN BUMN: MERGER, AKUISISI, SPIN-OFF (DIVESTASI) DAN PENGELOLAAN HOLDING COMPANY (Dalam Perspektif Legal dan Manajemen Risiko)

Related Posts

Pertamina Perlu Bangun Empat Pabrik Dimethyl Ether
Berita

Pertamina Tampil di GIIAS 2025: Hadirkan Pelumas Ramah Lingkungan untuk Mobil Masa Depan

29 Juli 2025
Perubahan Logo KAI untuk Lanjutkan Transformasi
Berita

Cuma Rp16.000 Jakarta–Bandung? Ini Caranya Lewat Layanan Terhubung KAI Group

29 Juli 2025
Menteri Perkeretaapian Bangladesh  Lakukan Kunjungan ke INKA
Berita

INKA Kirim Rainset ke-3 dari 16 trainset KRL Pesanan KCI

29 Juli 2025
INTI Kembangkan Produksi Perangkat Telekomunikasi Network Terminal Equipment
Berita

INTI Hadir dalam Kick Off Danantara Indonesia Human Capital Program

28 Juli 2025
IPCC Profit :  Siap Guyur Dividen, Simak Jadwal Pembagian Dividen
Anak Perusahaan

Ekspansi dan Efisiensi. Dorong Q2 2025 IPCC Melesat

28 Juli 2025
BULOG Luncurkan Logo baru Perusahaan Saat Peringati HUT KE-57
Berita

BULOG dan TNI Bersinergi Salurkan Bantuan Pangan dan Beras SPHP dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak di Seluruh Indonesia

28 Juli 2025
Next Post

WORKSHOP BUMN DAN ANAK PERUSAHAAN BUMN: MERGER, AKUISISI, SPIN-OFF (DIVESTASI) DAN PENGELOLAAN HOLDING COMPANY (Dalam Perspektif Legal dan Manajemen Risiko)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima

Recommended

Diakuisisi BRI, Danareksa Sekuritas Target Tambah 50.000 Akun Nasabah Baru Hingga Akhir 2020

Beri Kemudahan dan Kenyamanan Bertransaksi, Pengguna BRImo Tumbuh 21,2% Capai 42,7 Juta User

6 hari ago
IPCC Profit :  Siap Guyur Dividen, Simak Jadwal Pembagian Dividen

Ekspansi dan Efisiensi. Dorong Q2 2025 IPCC Melesat

11 jam ago
Diakuisisi BRI, Danareksa Sekuritas Target Tambah 50.000 Akun Nasabah Baru Hingga Akhir 2020

BRI Salurkan KUR Rp83,38 triliun, Pertanian Jadi Motor Utama

5 hari ago
Presiden Prabowo Resmi Luncurkan Logo dan Tema HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia

Presiden Prabowo Resmi Luncurkan Logo dan Tema HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia

5 hari ago
Pertamina Perlu Bangun Empat Pabrik Dimethyl Ether
Berita

Pertamina Tampil di GIIAS 2025: Hadirkan Pelumas Ramah Lingkungan untuk Mobil Masa Depan

by redaksi
29 Juli 2025
0

Pertamina hadir di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Mengusung tema Energizing the Acceleration, Pertamina menunjukkan kontribusi dalam...

Read more
Perubahan Logo KAI untuk Lanjutkan Transformasi

Cuma Rp16.000 Jakarta–Bandung? Ini Caranya Lewat Layanan Terhubung KAI Group

29 Juli 2025
Menteri Perkeretaapian Bangladesh  Lakukan Kunjungan ke INKA

INKA Kirim Rainset ke-3 dari 16 trainset KRL Pesanan KCI

29 Juli 2025
INTI Kembangkan Produksi Perangkat Telekomunikasi Network Terminal Equipment

INTI Hadir dalam Kick Off Danantara Indonesia Human Capital Program

28 Juli 2025
IPCC Profit :  Siap Guyur Dividen, Simak Jadwal Pembagian Dividen

Ekspansi dan Efisiensi. Dorong Q2 2025 IPCC Melesat

28 Juli 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Hotline T/WA : 0813 8084 1716

© 2020 KoranBUMN.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL

© 2020 KoranBUMN.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In