Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan saat ini Indonesia masih menuju masyarakat cashless atau nontunai.
Akan tetapi Erick menyatakan Indonesia masih menghadapi tantangan kasus fraud atau sistem penipuan yang juga semakin canggih.
“Jadi ketika cashless, yang namanya penipuan juga akan semakin canggih dan semakin besar angkanya,” kata Erick dalam Seminar “Menuju Masyarakat Cashless” secara daring, Rabu (3/8/2022).
Di sisi lain, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa melihat mayoritas transaksi Indonesia masih menggunakan uang tunai atau cash dari tahun ke tahun, meski mengalami tren yang menurun.
Secara terperinci, Purbaya menerangkan masyarakat Indonesia menggunakan transaksi cash pada 2019 mencapai 60 persen, lalu 2020 sebesar 58 persen, dan 2021 mencapai 59 persen. Di sisi lain, transaksi noncash seperti account-to-account mengalami kenaikan dari 18 persen menjadi 20 persen.
Purbaya melihat transaksi masyarakat menggunakan cashless masih mengalami perjalanan yang lama, sebab proyeksi pada 2025 mendatang, sebanyak 47 persen masyarakat Indonesia masih menggunakan uang tunai.
Dia menjelaskan hal itu lantaran masyarakat Indonesia memiliki gradasi yang luas dan sebagian besar merupakan lulusan dari pendidikan sekolah dasar (SD).
“Jadi untuk transmisi ke digital pasti perlu waktu. Itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan, tapi kelihatannya memang untuk cashless murni masih jauh,” ujar Purbaya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn