Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) harus segara dirampungkan agar tidak mengalami pembengkakan biaya secara terus-menerus.
“Kalau KCJB ini terus ditunda, harga pembangunannya tahun depan lebih mahal lagi. Artinya harus segera diselesaikan,” kata Erick, Jumat (5/8/2022).
Erick menjelaskan salah satu upaya untuk mempercepat pengerjaan proyek kereta cepat adalah dengan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp4,1 triliun.
“PMN yang mau diberikan itu bagian dari equity, karena pinjamannya kan ditambah. Itu sampai hari ini konteksnya, jadi belum bicara yang lebih,” ujarnya.
Terkait dengan adanya investor baru untuk mempercepat proyek ini, Erick menegaskan belum terpikirkan ke arah tersebut.
Adapun, saat ini, Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat (5/8/2022).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa proyek ini merupakan wujud persahabatan Indonesia – China yang selalu dibahas dalam pertemuan kedua negara. Dia pun berharap dukungan dari banyak pihak agar proyek KCJB ini berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
“Ditargetkan, pada November 2022 mendatang atau bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20, KCJB sudah menjalani tes dinamis,” ujarnya saat menghadiri kegiatan Penyelesaian Manufaktur EMU Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung secara daring, Jumat (5/8/2022).
Menhub menjelaskan, KCJB mengadopsi teknologi tinggi yaitu Grade of Automation atau GOA Level 1. Selain itu juga memiliki desain yang ramping sehingga dapat mendukung akselerasi atau kecepatan dari kereta tersebut yang bisa mencapai 350 km per jam. Nantinya, KCJB akan melayani sebanyak 68 perjalanan setiap harinya dan berhenti di lima stasiun.
Dengan demikian, waktu tempuh Jakarta – Bandung hanya membutuhkan waktu 36 menit-45 menit atau lebih cepat dari yang sebelumnya butuh 2,5 jam untuk sampai tujuan.
Menhub juga meminta agar nantinya KJCB sebagai transportasi massal yang ramah lingkungan, dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang baik serta efisiensi waktu, diharapkan dapat semakin meningkatkan minat masyarakat untuk lebih memilih menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi.
“Untuk itu, saya mengimbau kecepatan waktu konstruksi dan integrasi sistem dapat dipercepat, agar manfaat yang sudah sudah ditunggu masyarakat pengguna kereta api dapat segera bisa dirasakan,” ujarnya.
Sumber bisnis, edit koranbumn