Rencana PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) yang akan meluncurkan aplikasi super atau super app pada 2022 dinilai akan membawa perkembangan bagi bisnis perseroan dan ekonomi syariah secara umum.
Sebagai konteks, BSI berencana meluncurkan super app pada tahun ini seiring dengan masifnya pergerakan bank-bank di Indonesia yang mulai merambah ke arah digitalisasi.
Peneliti Ekonomi Syariah dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fauziah Rizki Yuniarti, mengatakan rencana BSI untuk menghadirkan super app telah menunjukkan bahwa bank syariah menyadari perubahan gaya hidup masyarakat kini.
“Mengingat BSI akan menjadi bank pelat merah. Hal tersebut akan berguna bagi pembuat kebijakan untuk menyusun peta jalan terkait pengembangan industri halal yang lebih tepat,” ujar Fauziah, Kamis (31/3/2022).
Selain itu, peluncuran super app BSI juga memperlihatkan bahwa bank syariah mampu beradaptasi dengan digitalisasi sehingga bank mau berinvestasi di infrastruktur IT.
Menurutnya, super app BSI akan memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, dan berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan syariah. Hal ini juga akan menjadi stimulus bagi bank syariah lain untuk melakukan hal serupa.
Dengan demikian, peran perbankan syariah dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah akan meningkat. Selain itu, dia menyatakan bahwa sudah seharusnya bank syariah terbesar di Indonesia ini lebih adaptif terhadap digitalisasi.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Bisnis Indonesia pada awal Desember 2021, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan perseroan akan merambah dunia super app pada 2022 “super app ini harus bisa menangkap bisnis-bisnis, terkait juga dengan e-commerce,” kata Hery.
Dia menjelaskan bahwa BSI akan memanfaatkan application programming interface (API), yang digunakan untuk menyambungkan antara satu aplikasi ke aplikasi lain. Saat ini, BSI sudah terhubung dengan sejumlah platform, seperti Tokopedia, Shopee, dan OVO.
Sejalan dengan hal itu, jumlah nasabah yang akan membuka rekening baru melalui mobile banking juga akan meningkat. Hery melihat bahwa transaksi digital yang dilakukan nasabah memiliki pergeseran yang luar biasa cepat, selaras dengan kondisi pandemi Covid-19,
“Dengan perkembangan ini, tentunya jadi catatan BSI untuk harus cepat berubah mengembangkan kemampuan digitalisasi kami di masa yang akan datang,” tuturnya.
Mengutip data BSI, digitalisasi perseroan telah mendorong lebih dari 96 persen beralih ke transaksi digital. BSI Mobile menjadi akses utama ke semua layanan dengan pertumbuhan transaksi, yaitu sekitar 113 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Adapun pertumbuhan pengguna mencapai 126 persen yoy dengan total lebih dari 3,4 juta pengguna per Desember 2021. Adapun, untuk transaksi mobile banking berdampak pada pertumbuhan fee based income BSI sebesar 124 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn