Pegadaian melakukan acara The Gade Sharing and Gold yang merupakan acara sharing session kepada lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah, dalam rangka sosialisasi program transformasi digital dan kultural perusahaan di tengah tantangan disruption yang menjadi fenomena global dan kini tengah dilakukan perusahaan gadai milik pemerintah tersebut.
Transformasi ini menjadi keharusan untuk perusahaan gadai milik BUMN ini, sehingga kedepan Pegadaian akan menjadi lebih transparan, akuntabel, responsible, independent, dan fair.
Dalam rangka Kunjungan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat ll Angkatan XXI 2018, Lembaga Administrasi Negara (LAN), PT Pegadaian (Persero) memperkenalkan perkembangan Transformasi Pegadaian yang lebih mudah, sehingga membantu mempermudah akses layanan terhadap masyarakat.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Sunarso tampil sebagai narasumber untuk menyampaikan materi dengan tema “Transformasi Pegadaian – Pegadaian semakin Muda(H)”. Melalui kegiatan ini, Sunarso menjelaskan bahwa ada beberapa alasan utama Transformasi, yang mayoritas disebabkan karena perubahan lanskap bisnis pergadaian sebagai akibat disruption yaitu perubahan teknologi perubahan gaya hidup masyarakat, dan bisnis global.
“Perubahan perilaku terhadap emas dan gadai, munculnya peluang pertumbuhan baru, meningkatkan penggunaan digital nasabah, munculnya model bisnis inovatif untuk melayani nasabah, dan perubahan regulasi,” ujar Sunarso di Auditorium Langen Palikrama, Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Senin (23/8).
Dalam perkembangan transformasi yang semakin mudah, Pegadaian telah meluncurkan aplikasi Pegadaian Digital Service yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Terhitung lebih dari 100 ribu orang telah mengunduh aplikasi Pegadaian Digital tersebut.
Target Transformasi Pegadaian 2018-2023
Dalam hal ini, Sunarso menjelaskan untuk target kedepannya, Pegadaian menjadi perusahaan finansial terkemuka di Indonesia dan agen inklusi keuangan. “Sehingga di tahun-tahun kedepannya akan ada banyak peluang dan rencana masa depan Pegadaian untuk bertransformasi lebih baik lagi dalam melayani masyarakat,” ujar Sunarso.
Dijelaskan bila transformasi untuk fokus bisnis Pegadaian saat ini masih institusi pinjaman gadai sehingga kedepannya menjadi institusi multi-finance dengan portofolio unsecured-lending yang cukup besar. Kemudian pada model operasional saat ini Pegadaian masih menggunakan sistem tradisional paper based, dan berdasarkan kepada penaksiran barang jaminan sehingga nantinya akan menjadi digital berdasarkan analisa barang jaminan dan profil nasabah.
Untuk transformasi channel penjualan Pegadaian saat ini masih satu channel cabang nantinya akan menjadi multi channel cabang, sales force, agen digital. Lalu terkait transformasi fokus nasabah saat ini Pegadaian fokus pada segmen mass market, nantinya akan menjadi mass affluent.
PT Pegadaian (persero) telah saat ini telah melalui perjalanan 117 tahun. Hal ini terbukti dari kinerja pertumbuhan yang stabil dan menghasilkan laba di tahun 2017 telah mencapai Rp 2,5 triliun. “Kami menargetkan pada tahun 2018 nasabah Pegadaian naik 2,5 juta orang. Jika tahun 2017 kami melayani sebanyak 9,5 juta maka tahun 2018 meningkat 11,5 juta orang,” tutup Sunarso.
Situs Web PEGADAIAN