Berdasarkan komponen utama penyusunan pupuk dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu, pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah yang berasal dari tanaman dan makhluk hidup lainnya yang telah mengalami proses pembusukan (dekomposisi) oleh mikro organisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur dan kadar airnya tidak serupa dengan bahan aslinya. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat dari bahan mineral atau senyawa kimia melalui proses industri.
Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki keunggulan lebih jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, yaitu memiliki produktifitas yang tinggi 4 ton/ha crude palm oil (CPO), umur ekonomis yang panjang dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya.
Minyak kelapa sawit juga merupakan bahan baku pembuatan bahan pangan maupun non pangan, dan bahan bakar yang dapat diperbaharui (renewable). Indonesia merupakan salah satu negara produsen kelapa sawit yang terus berkembang. Perkembangan luas dan produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir terus meningkat dan merupakan perkebunan kelapa sawit yang terluas di dunia.
Untuk mendapatkan produksi maksimal harus dilakukan pemupukan, dan pemupukan kelapa sawit bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang kurang atau tidak tersedia didalam tanah, yang mana unsur hara tersebut diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif agar didapatkan tandan buah segar yang optimal.
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar antara 40- 60% dari biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan atau sekitar 24% dari total biaya produksi.
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit harus dapat menjamin pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang optimal serta menghasilkan minyak sawit mentah yang tinggi baik kualitas maupun kuantitas. Pemupukan yang efektif dan efisien dapat dicapai jika dilakukan dengan tepat jenis dan dosis pupuk, cara pemberian pupuk, waktu pemupukan, tempat aplikasi, dan pengawasan dalam pelaksanaan pemupukan.
- Ketepatan cara pemupukan. Data ini diperoleh dengan mengukur jarak penaburan pupuk yang terdekat dari batang tanaman kelapa sawit kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan. Pengambilan contoh dilakukan terhadap 8 penabur (setiap penabur diambil sample sebanyak 10 tanaman) dengan tiga kali ulangan.
- Ketepatan dosis pupuk. Pengamatan dilakukan terhadap dosis per tanaman, pengamatan ketepatan dosis eceran dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman per pasar pikul / dua jalur tanaman sampai dengan jalan kontrol. Jumlah tanaman per pasar pikul tersebut kemudian dibandingkan dengan dosis per tanaman dan jumlah pupuk yang di ecer. Jumlah pasar pikul yang diambil sebanyak 15 pasar pikul yang diambil secara acak terurut pada 2 blok. Pengamatan juga dilakukan terhadap ketepatan dosis per tanaman dengan menghitung jumlah taburan per tanaman. Pengambilan contoh tanaman dilakukan terhadap 5 orang penabur dengan tiga kali ulangan. Masing-masing penabur diambil 10 contoh tanaman yang diamati.
- Ketepatan jenis pupuk. Data ini diperoleh dengan pengamatan realisasi jenis pupukyang diaplikasikan diapangan kemudian dibandingkan dengan rekomendasi yang diberikan oleh Departemen Riset.
- Ketepatan waktu pemupukan. Pengamatan dilakukan terhadap realisasi waktu pemupukan yang diaplikasikan di lapangan kemudian dibandingkan dengan rekomendasi waktu pemupukan yang diberikan oleh Departemen Riset serta pola curah hujan selama periode waktu tertentu dilaksanakannya pemupukan.
- Efisisensi tenaga kerja dan Prestasi kerja penabur. Data ini diperoleh melalui pengamatan jumlah pupuk yang diecer ke lahan dan diaplikasi, jumlah penabur, luas yang teraplikasi, serta waktu dalam menyelesaikannya yang kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan.
Pelaksanaan pemupukan perlu pengawasan yang ketat sehingga kemungkinan hilang atau tidak tepat sasaran dapat terhindar. Dengan perlakuan pemupukan yang sesuai dengan ketentuan dan tepat sasaran akan menghasilkan produksi yang maksimal sehingga nantinya dapat dinikmati oleh seluruh insan perusahaan.
Sumber PTPN I