Dua BUMN, yakni Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Pertamina (Persero) bersinergi membantu para petambak di Lampung. Bentuknya, berupa program kemitraan (PK) senilai total Rp40 Miliar untuk 514 petambak di Bratasena, Kabupaten Tulangbawang.
Realisasi PK tersebut dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama disalurkan pada Mei 2018 lalu sebesar Rp8,5 Miliar untuk 110 petambak. Lalu tahap II disalurkan untuk 404 petambak dengan nilai total Rp31,34 Miliar dan diserahkan langsung oleh Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda dan Manager Communication & CSR Sumbagsel PT Pertamina (Persero) Rifky Rakhman Yusuf di lokasi tambak Bratasena, Tulangbawang, Selasa (4/12).
Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menyambut positif program kemitraan tersebut. Menurutnya program ini merupakan implementasi yang baik dari program BUMN Hadir Untuk Negeri. Dimana BUMN turut aktif mengambil peran dalam membangun pertumbuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah melalui beragam program kemitraan.
“Pola kemitraan yang diterapkan Perum Perindo dan Pertamina ini sangat baik dalam rangka memberdayakan masyarakat menengah ke bawah untuk berwirausaha. Pola bisnis ini pun memberikan kepastian bantuan modal, pendampingan, hingga jaminan penyerapan hasil panen para petambak. Diharapkan program ini dapat terus berkembang ke depannya,” kata Wahyu Kuncoro, Rabu (5/12).
Bersamaaan dengan penyerahan PK Tahap II itu, juga dilakukan panen hasil tambak penerima PK Tahap I. Hasil panen berupa udang vanamei tersebut langsung dibeli oleh Perum Perikanan Indonesia.
“Sesuai kesepakatan dengan Pertamina, Perindo yang jadi off taker. Sehingga, petambak langsung bisa menjual hasil panennya saat itu juga,” kata Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda.
Dia menjelaskan, Pertamina dan Perum Perindo sudah bersepakat bagi tugas. Pertamina sebagai penyedia dana PK, sedangkan Perum Perindo sebagai off taker atau pembeli hasil panennya, sekaligus pendampingan teknis. “Kami tempatkan SDM khusus untuk mengelola program ini yang sewaktu-waktu dibutuhkan siap membantu para petambak jika ada masalah,” tambahnya.
Dengan pola demikian, lanjut dia, program ini diharapkan efektif. Karena, dana PK yang merupakan pinjaman dengan biaya administrasi hanya 3 persen/tahun itu tidak sekadar diserahkan begitu saja. Namun, para petambak penerimanya juga diberi pendampingan, dan dijamin pasarnya.
Risyanto menambahkan, kerja sama Perum Perindo dan Pertamina ini merupakan perwujudan dari kegiatan BUMN hadir untuk negeri. Menurut dia, program kemitraan ini diharapkan mampu merevitalisasi kegiatan budidaya di Tulang Bawang yang dulu pernah menjadi penghasil udang vanamei hingga 200 ton per hari.
Dia juga optimistis, sinergi dua BUMN ini akan membantu peningkatan penghasilan 514 petambak yang berada di kawasan Tulang Bawang. “Program ini akan terus ditingkatkan agar produksi udang terus bertambah karena hasilnya sebagian besar untuk memenuhi pasar ekspor yang mampu mendatangkan devisa cukup besar,” ujarnya. (*)
Sumber PerumPerindo