Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pesan khusus untuk perusahaan BUMN yang mendapatkan amanat Penanaman Modal Negara (PMN).
Sepanjang periode 2005-2021, total PMN dari APBN kepada perusahaan BUMN telah mencapai Rp342,31 triliun. Penanaman modal pada perusahaan pelat merah tersebut diharapkan mampu memberikan dukungan kepada BUMN dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
“Harus bisa dijustifikasi mengapa pemerintah harus mencairkan PMN itu. Dari sisi ekonomi, sosial, dan dilihat dari UU BUMN. Proposal pengajuan harus meyakinkan. Laporan keuangan juga harus jelas, apa yang akan dicapai dengan dana PMN itu,” ujarnya saat menghadiri seremonial penandatanganan Letter of Commitment Penyertaan Modal Negara Tahun 2021 kepada PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Kabupaten Batang, Jumat (11/3/2022).
Kepada PT KIW, Sri Mulyani berpesan agar dana PMN senilai Rp977 miliar dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), yang mana KIW merupakan salah satu pemegang saham dengan porsi 30 persen.
Menurut Sri Mulyani, KIW memiliki misi menciptakan gambaran sebagai kawasan industri yang menjadi tujuan investasi yang kompetitif. Dana PMN digunakan untuk membangun fasilitas jalan raya, infrastruktur, serta menyiapkan zona pengolahan ekspor, zona logistik dan zona industri.
Pengembangan KITB juga harus bisa menyerap tenaga kerja lokal, khususnya dari Kabupaten Batang.
“KITB yang memasarkan itu para menteri dan bahkan Presiden. Juga Menawarkan insentif fiskal yang kompetitif. Jadi investasinya bukan hanya PNM senilai Rp997 miliar, tapi jauh lebih banyak dari itu. Sehingga harus dikembalikan, dibayar sebagai utang kepada rakyat pembayar pajak,” ujarnya.
Sementara itu, kepada PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Sri Mulyani mengharapkan dana penyertaan modal negara senilai Rp2,25 triliun dapat merealisasikan rencana SMF untuk membiayai pembangunan 157.000 unit rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah.
Sumber Bisnis, edit koranbumn