Selama ini kita bertempur di forum-forum internasional maupun di pusat mengenai kelapa sawit, demikian disampaikan Direktur Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia Tri Purnajaya saat membuka acara _Sharing Session_ yang mengangkat tema _*Jaring Masukan, Kuliah Umum, dan Field Visit Diplomasi Sawit Tantangan dan Strategi*_ di Gedung Aula Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Jl. Brigjen Katamso No. 51 Medan, Kamis 18/10/2018 pagi.
Di bagian lain Tri Purnajaya mengatakan bahwa serangan terhadap kelapa sawit sangat bertubi-tubi mulai dari aspek lingkungan, aspek Hak Asasi Manusia (HAM), maupun aspek kesehatan multi dimensional.
Selain Tri Purnajaya, juga hadir Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Rusman Heriawan, Direktur PPKS Hasril Hasan Siregar, serta perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, PTPN II, Pusat Kajian Perlindungan Anak dan Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade).
Sementara dari PTPN IV hadir, Direktur Utama Siwi Peni, Dewan Pakar Albert Ginting dan Kepala Sub Bagian.
Tri Purnajaya juga mengatakan bahwa, diplomasi ekonomi merupakan salah satu dari empat prioritas politik luar negeri yang telah di mandatkan oleh Presiden Republik Indonesia.
Sebelumnya Hasril Hasan Siregar mengatakan, kelapa sawit merupakan anugerah yang banyak keunggulannya dibandingkan minyak nabati lainnya, yang mengalami hambatan-hambatan dagang di internasional sehingga perlu diperjuangkan karena kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang berkontribusi paling besar untuk devisa negara.
Sumber InPTPN IV