PT Pertamina berencana gencar melakukan usaha eksplorasi pada area-area beresiko tinggi guna mengejar target jangka panjang.
Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Subholding Hulu Pertamina John Simamora mengungkapkan upaya peningkatan eksplorasi ini dilakukan bukan semata mengejar target produksi 1 juta barel per hari.
“Eksplorasi secara gamblang akan mengarah ke areal yang selama ini high risk dan itu semuanya di laut. Jadi seberapa besar magnitudenya masih dalam penilaian,” kata John dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas, dan Panas Bumi Indonesia (APMI), Kamis (12/11).
John pun memastikan, lewat rangkaian survei seismik yang dilakukan juga menjadi sinyal bagi perusahaan penyedia jasa pemboran untuk peningkatan aktivitas industri hulu migas.
Ia memastikan, pemboran merupakan peralatan wajib bagi Pertamina terlebih demi mencapai target jangka panjang perusahaan. Kendati demikian, ia menilai perlu ada kesadaran untuk menciptakan teknologi yang murah dan terjangkau.
“Bukan eranya mahal-mahal, minyak tidak akan menyentuh US$ 65 per barel atau US$ 100 per barel jadi kalau tidak efisien tidak mau lagi,” kata John.
Menurutnya, Pertamina kini berfokus pada efisiensi penggunaan rig. Langkah sama juga diterapkan pada metode Enchanced Oil Recovery (EOR).
John menilai sepanjang bahan dan teknologi dalam metode EOR terhitung ekonomis maka pelaksanaan EOR akan bisa dijalankan. Pelaksanaan EOR juga disebut bakal mendorong penambahan aktivitas pemboran dan workover sumur.
Sumber Kontan, edit koranbumn