Menjawab maraknya kegemaran lari di era pandemi Covid 19, PT Pertamina (Persero) mengajak masyarakat semangat berlari secara mandiri di lokasi masing-masing melalui Pertamina Virtual Eco Run 2020, sambil menyalurkan energi atau donasi untuk membangkitkan kepercayaan diri dan kehidupan ekonomi Sobat Disabilitas (Difabel) peduli lingkungan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan sejalan dengan tema HUT ke-63, tahun ini event eco run bertajuk Pertamina Virtual Eco Run, Energy to Energize. Melalui tema ini, Pertamina terus menunjukkan komitmennya untuk memberikan energi positif kepada seluruh komponen bangsa, termasuk para penyandang disabilitas yang merupakan kelompok paling rentan terdampak pandemi Covid 19.
“Baik dilihat dari aspek ekonomi, kesehatan, maupun sosial, sahabat-sahabat difabel ini menghadapi tantangan yang semakin sulit akibat pandemi,” ujarnya.
Menurut Fajriyah, Pertamina Virtual Eco Run 2020 masih tetap mendorong semangat pelestarian lingkungan seperti di tahun-tahun sebelumnya. Namun, tahun ini Pertamina fokus mendukung para Sobat Disabilitas berkarya dalam usaha daur ulang sampah untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi.
“Hal ini selaras dengan upaya Pertamina yang senantiasa menjalankan bisnis dan operasi serta menghadirkan bahan bakar berkualitas yang ramah lingkungan,” ujar Fajriyah.
Abah Dindin, Perwakilan Sobat Disabilitas Peduli Lingkungan, Yayasan Kumala mengungkapkan 2017 Yayasan Kumala sudah melatih 470 Sobat Disabilitas yang tersebar di Serang, Sukabumi, Kuningan Bandung, Cirebon, dan NTB, namun hingga saat ini baru 4 kelompok atau 53 orang yang mendapat pendampingan karena swadaya terbatas.
Menurutnya, pendampingan yang diberikan dalam bentuk pelatihan usaha daur ulang kertas, menggunakan bahan-bahan yang nyaris gratis. Mereka juga memungut pelepah pisang, eceng gondok, alang-alang untuk diolah menjadi produk handicraft. Selain memproduksi, Sobat Disabilitas juga diajarkan untuk memasarkan melalui online, mitra, dan distributor di wilayah Bogor, Bandung dan daerah lain.
“Setelah mendapat pendampingan, mereka percaya diri dan mampu menciptakan produk bernilai dan mereka bisa menghasilkan uang. Selain itu mereka juga sudah bisa melatih dan sharing untuk teman-teman lainnya, bahkan ada yang jadi pelatih murid sekolah yang normal,”ujarnya.
Senada dengan itu, Engkus, anggota komunitas Yayasan Kumala, yang bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat, salah satunya pelatihan Sobat Disabilitas, telah mengikuti program pelatihan pengolahan sampah dari kelompok disabilitas sejak tahun 2018, menyatakan masih banyak teman-teman penyandang disabilitas yang harus diwadahi.
“Tempat pelatihannya dulu cuma 1, teman-teman banyak yang harus jalan kaki jauh buat datang. Kalau pakai kendaraan umum ongkosnya mahal. Seneng bisa kumpul-kumpul bareng, ketawa dan bisa menghasilkan. Bahan-bahan bakunya ada di sekeliling dan hasilnya bisa dijual atau dijadikan pameran di sanggar,”katanya.
Selain donasi dari peserta Pertamina Virtual Eco Run ke Sobat disabilitas yang berada di bawah binaan Yayasan Kumala, Pertamina juga mengalokasikan donasi sebesar 1 miliar untuk membantu pemberdayaan sobat-sobat disabilitas lainnya yang bernaung di 10 yayasan lainnya yang berlokasi di berbagai tempat di Indonesia.
Fajriyah mengingatkan, Perdaftaran Pertamina Virtual Eco Run telah dimulai, 2 – 17 November 2020 melalui aplikasi MyPertamina dan mengumpulkan 63 poin dari hasil pembelian produk Pertamina yakni BBM Pertamax/Pertamax Turbo/Pertamina Dex.
Selanjutnya, peserta dapat membuat akun untuk registrasi dan submit hasil berlari di www.pertaminaecorun.com. Setelah itu peserta melakukan pendaftaran dengan mengisi data diri, memilih nominal donasi dan memasukan kode voucher dari aplikasi MyPertamina. Setelah melakukan pembayaran donasi peserta dapat mengikuti challenge sesuai dengan jarak dan periode berlari yang telah ditentukan.
“Mari berlari bersama Pertamina Virtual Eco Run 2020, salurkan energi dari hati untuk membantu Sobat Disabilitas agar mereka bisa kembali bangkit dan berdaya,”pungkasnya.