Kisah Ramayana mempunyai banyak versi dengan berbagai penyimpangan isi cerita, termasuk di India sendiri. Di Indonesia, kisah Ramayana diwartakan sejak sekitar 7 sampai 8 abad yang lalu.
Ramayana berasal dari kata Rama yang berarti menyenangkan, menarik, anggun, cantik dan bahagia. Yana mempunyai arti pengembaraan. Cerita inti Ramayana diperkirakan ditulis oleh Walmiki dari India disekitar tahun 400 SM yang kisahnya dimulai antara 500 SM sampai tahun 200 M, dan dikembangkan oleh berbagai penulis. Kisah Ramayana ini menjadi teladan dalam hidup, kebenaran, keadilan, kepahlawanan, persahabatan dan percintaan, yaitu: Rama, Sita, Leksmana, Sugriwa, Hanuman dan Wibisana.
Di zaman Mataram Kuno saat Prabu Dyah Balitung (Dinasti Sanjaya) bertahta, telah ada kitab sastra Ramayana berbahasa Jawa Kuno (Jawa Kawi), tidak menginduk pada Ramayana Walmiki yang lebih singkat dan memuat banyak ajaran dan katanya berbahasa indah. Di awal abad X sang raja membuat candi untuk pemujaan dewa Shiwa, yaitu Candi Prambanan (candi belum selesai sampai wafatnya raja dan dilanjutkan oleh penggantinya yaitu Prabu Daksa) yang sekaligus menjadi tempat perkuburan nya.
Ramayana Jawa Kuno memiliki 2 (dua) versi, yaitu kakawin dan prosa, yang bersumber dari naskah India yang berbeda, yang perbedaan itu terlihat dari akhir cerita. Selain kedua versi itu, terdapat yang lain yaitu Hikayat Sri Rama, Rama Keling dan lakon-lakon.
Cerita Ramayana semakin diterima di Jawa, setelah melalui pertunjukan wayang (wayang orang, wayang kulit purwa termasuk sendratari). Kini anda dapat menyaksikan Sendratari Ramayana di Unit Teater dan Pentas Taman Wisata Candi.
Sumber TWC edit koranbum