Bank BTN menargetkan mampu meraih laba bersih sebesar Rp2,5 hingga Rp2,8 triliun tahun ini. Sejumlah strategi dipersiapkan untuk mencapai target tersebut di antaranya adalah menekan rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) dan melakukan efisiensi.
Wakil Direktur BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, perseroan membuka perluang untuk menurunkan cost of fund atau biaya dana tahun ini. Hingga awal tahun, pihaknya sudah menurunkan cost of fund sebesar 90 basis poin.
“Kuncinya efisiensi. Kita akan menurunkan cost of fund diangka paling nyaman menurut kita. Sampai Januari sudah turun 90 basis poin. Kita harapkan cost of fund kita terus turun secara gradual sehingga laba bisa sampai Rp2,8 persen,” ujarnya Jakarta, Rabu (10/3).
Nixon mengatakan, di tengah pandemi Virus Corona pihaknya tidak mungkin menaikkan cost of fund. Untuk itu, secara gradual bank pelat merah tersebut akan terus berupaya menurunkan yang selama ini dianggap termahal.
“Hari begini tidak mungkin cost of fund kita naikkan itu sangat tidak mungkin dan tidak terpikirkan oleh kita menaikkan bubga kredit. Caranya adalah menurunkan suku bunga atau cost of fund yang selama ini dianggap termahal,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Whosale Risk and Asset Management Elisabeth Novie Riswanti untuk mendongkrak laba, perusahaan juga akan menurutkan rasio kredit macet. Salah satu yang akan dilakukan adalah perbaikan dari sisi penagihan atau collection management serta penjualan aset secara efektif.
“Intinya kita akan melakukan perbaikan di management system collection kita. Kemudian kita akan lebih menggencarkan lagi penjualan aset baik itu di konsumer maupun di kredit komersial,” jelasnya.
Sumber Merdeka, edit koranumn