Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, terus membangun sejumlah bendungan di Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan, khususnya di NTB sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Salah satu bendungan yang dibangun yaitu Bendungan Tiu Suntuk yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.
“Kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. Dengan adanya suplai air yang kontinyu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi dua hingga tiga kali tanam,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Bendungan Tiu Suntuk merupakan salah satu dari enam bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB. Di samping Bendungan Tiu Suntuk, ada lima bendungan lainnya, yakni Bendungan Tanju, Bendungan Mila, Bendungan Meninting, Bendungan Bintang Bano, dan Bendungan Beringin Sila. Dimana, lima dari enam Bendungan tersebut dikerjakan Oleh Nindya Karya sebagai pelaksana pembangunannya.
Dengan kapasitas tampungan 55,90 juta m3 dan luas genangan 312,09 Ha, Bendungan Tiu Suntuk nantinya akan mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter/detik dan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 Ha (existing 1.370 Ha dan exstensifikasi 530 Ha) yang mencakup kawasan Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene.
Bendungan itu juga memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 MW, reduksi banjir sebesar 390 m3/detik, khususnya di Kecamatan Taliwang yang merupakan daerah rawan banjir, serta potensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat.
Adapun tipe bendungan tersebut berupa urugan random batu dengan elevasi puncak sekitar 97 meter. Selain untuk irigasi, manfaat lain Bendungan Tiu Suntuk adalah sebagai infrastruktur pengendali banjir untuk wilayah yang dilintasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Rea, khususnya Kecamatan Taliwang yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Sumbawa Barat.