PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk kian mempertebal komitmen dalam penerapan praktik environmental, social, governance (ESG) serta praktik keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Perseroan mencatat sepanjang 2020 sebesar 63,9 persen dari total portofolio kredit atau setara dengan Rp 562 triliun tergolong pembiayaan kepada aktivitas bisnis berkelanjutan.
SEVP Treasury & Global Services BRI, Listiarini Dewajanti mengatakan faktor yang mendukung pencapaian bank UMKM terbesar di Indonesia salah satunya karena BRI secara aktif meningkatkan awareness terkait ESG kepada pekerja BRI dan nasabah atau debitur. “Hal ini dilakukan melalui berbagai program pendidikan dan sosialisasi terkait sustainability dan ESG,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/2).
Dari sisi kinerja, kredit BRI yang tergolong aktivitas bisnis berkelanjutan tumbuh 14,1 persen secara year on year dan nilai kredit sebesar Rp 562 triliun, dalam kategori ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan peers. Adapun penyaluran kredit kepada aktivitas bisnis berkelanjutan terdiri dari dua pilar utama, yakni social financing dan green financing.
Social financing diwujudkan dalam penyaluran kredit UMKM, khususnya mikro senilai Rp 488,6 triliun, serta penyaluran KUR super mikro bagi ibu rumah tangga dan Agen BRILink yang hingga kini telah mencapai 504 ribu agen.
“Penerapan praktik green financing BRI tercermin dari penyaluran kredit kepada sektor energi terbarukan, kredit untuk pencegahan polusi, kredit untuk transportasi ramah lingkungan dan kredit untuk green building,” ucapnya.
Masih dalam kaitannya praktik green financing, menurutnya BRI juga menjadi bank pertama di Asia Tenggara yang menerbitkan sustainability bond pada 2019 yang lalu. Listiarini menyebut sustainability bond sangat diminati oleh para investor, hal tersebut terbukti bahwa pemesanannya oversubscribed hingga 8,4 kali, dari 500 juta dolar AS menjadi 3,3 miliar dolar AS.
“Sustainability bond milik BRI juga menjadi yang pertama diterbitkan oleh BUMN di Indonesia,” ucapnya.
Sesuai dengan tujuan penerbitannya, lanjut Listiarini, seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan Sustainability bond BRI telah digunakan oleh perseroan untuk kegiatan yang berwawasan sosial dan lingkungan. Dari total 500 juta dolar AS dana yang diperoleh dari penerbitan Bond tersebut, 422 juta dolar AS atau 84,4 persen dari total dana yang diperoleh digunakan untuk kegiatan berwawasan sosial, dan sebesar 78 juta dolar AS atau 15,6 persen digunakan untuk kegiatan berwawasan lingkungan.
“Dana yang digunakan untuk kegiatan berwawasan sosial, melalui penyaluran Kupedes dan KUR BRI, telah berhasil menciptakan lapangan kerja di lebih dari 245 ribu pelaku UMKM di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Selain itu, menurutnya, melalui penyaluran KPR bersubsidi, Sustainability Bond BRI telah memberikan akses kepada 1.200 orang untuk memiliki hunian yang layak. Adapun dana yang diperoleh dari penerbitan Sustainability Bond juga digunakan untuk membiayai proyek ramah lingkungan seperti Green Transportation dan Green Building antara lain untuk pembangunan proyek LRT.
Dalam dua tahun terakhir sustainability bond market semakin atraktif, dan diproyeksikan penerbitan instrumen pembiayaan ESG tumbuh hingga mencapai 11 triliun dolar AS pada 2025. Dengan asumsi tren pertumbuhan 15 persen per tahun, Asset Under Management (AUM) ESG diproyeksikan mencapai lebih dari 53 triliun dolar AS pada 2025.
Selain itu, sepanjang 2019 hingga 2020 pertumbuhan penerbitan sustainability bond mencapai 151 persen, dari sebesar 72,3 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 109,1 miliar pada 2020 (Sumber : Bloomberg).
“Tujuan penggunaan dana hasil Sustainability Bond BRI mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), antara lain untuk menciptakan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (decent work and economic growth), mengurangi kesenjangan (reduce inequalities), serta kota dan komunitas berkelanjutan (sustainable cities and communities),” ungkapnya.
Sumber Republika, edit koranbumn