Candi Bubrah merupakan candi yang dibangun pada tahun 714 Saka atau 792 M. Menurut prasasti Manjusrigrha, menyebutkan bahwa candi ini dibangun untuk tempat prasada atau tempat pemujaan Manjusri, yang dianggap dewa pelindung kerajaan dan dinasti Syailendra.
Candi ini dibangun oleh Rakai Panangkaran yang disebut sebagai Syailendra Wangsa Tilaka, atau mutiara keluarga Syailendra. Candi ini dbangun dalam satu masa dengan Candi Lumbung dan Candi Sewu sebagai satu kesatuan tempat pemujaan.
Secara simbolik, Candi Bubrah yang bercorak Budha ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki candi manapun, yaitu tentang simbolisasi dua konsep mandala, Vajradhatu Mandala dan Garbhadhatu Mandala atau dalam khasanah Hindu dikenal dengan Lingga dan Yoni, yang melambangkan maskulinitas dan feminimitas. Keduanya merupakan perlambangan dari kehidupan semesta yang selalu berpasangan.
Konsep Vajradatu diwakili kehadiran arca Dhyani Buddha dari empat arah mata angin. Sedangkan Garbhadhatu diwakili altar dan relung untuk Tri Ratna. Sebuah penggambaran teratai dengan 16 kelopak perlambang 16 Boddhisattwa utama.
Sebagai satu kesatuan mandala Buddha, sekarang bisa dirunut untuk tahap pertama ritual keagamaan pada masa kuno diawali di Candi Sewu sebagai perlambang konsep Vajradhatu Mandala.
Sesudah itu ritual dilanjutkan ke Candi Lumbung yang jadi perlambang konsep Garbhadhatu Mandala. Upacara akan diakhiri di Candi Bubrah, dimana candi ini melambangkan penyatuan dua komponen semesta.Sebagai satu kesatuan mandala Buddha, sekarang bisa diintretpretasikan tahap ritual keagamaan pada masa kuno diawali di Candi Sewu sebagai perlambang konsep Vajradhatu Mandala.
sumber TWC