Pertumbuhan kredit PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih mumpuni selama masa pandemi dengan pertumbuhan 10,05% (yoy) menjadi Rp 930,73 triliun sepanjang kuartal I-2020.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso dalam paparan daring, Kamis (15/4), mengatakan, pertumbuhan kredit Bank BRI utamanya ditopang oleh segmen mikro, serta segmen ritel dan menengah.
Adapun komposisi kredit UMKM perseroan juga makin meningkat menjadi 78,31% dari total portofolio.
“Penyokong utama pertumbuhan kredit dari segmen mikro dengan pertumbuhan 12,72% (yoy) menjadi Rp 320,24 triliun, kemudian segmen ritel dan menengah 12,25% (yoy) menjadi 265,85 triliun. Porsi kredit UMKM kami juga meningkat menjadi 78,31%. Ini salah satu bukti, kami melakukan upaya acountercylical saat pandemi dengan menggerakkan UMKM,” paparnya.
Segmen mikro, terutama sektor pangan dinilai Sunarso masih bisa jadi andalan untuk meningkatkan penyaluran kredit perseroan.
Meskipun diakuinya, pandemi turut membuat kemampuan membayar debitur mikro terganggu. Ini terbukti dari meningkatnya rasio kredit macet perseroan menjadi 3% akhir.
Adapun hingga akhir April 2020, Sunarso bilang perseroan telah menyetujui restrukturisasi 1,4 juta debitur UMKM terimbas pandei dengan nilai kredit mencapai sebesar Rp 101 triliun.
Sebelumnya, BBRI membukukan laba bersih Rp 8,17 triliun pada kuartal I 2020. Laba tersebut turun tipis 0,36% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 8,20 triliun.
Penurunan laba bank terbesar di Indonesia ini berasal dari kontribusi kerugian yang didapat dari entitas anak usahanya dan bukan karena dampak virus corona atau covid-19 yang kini melanda Indonsia.
“Laba konsolidasi memang turun, ini karena entitas anak. Utamanya akibat kondisi pasar, terutama terkait instrumen keuangan yang jadi investasi entitas anak BRI seperti BRILife, BRI Agro,” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo.
sumber Kontan, edit koranbumn