PT Pupuk Sriwidjaja Palembang bakal merevitalisasi pabrik Pusri III dan IV menjadi pabrik Pusri III-B dengan taksiran investasi senilai Rp10 triliun.
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan revitalisasi tersebut sebagai upaya perusahaan melakukan efisiensi di bidang produksi pupuk.
“Arahnya tentu ke efisiensi, terutama konsumsi gas yang menjadi bahan baku utama dalam produksi pupuk,” katanya di sela acara pengantongan produksi akhir tahun 2020 dan pengantongan perdana tahun 2021, Selasa (29/12/2020).
Tri menjelaskan saat ini pihaknya masih menyiapkan studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek revitalisasi tersebut. Perusahaan pun menargetkan pembangunan dapat dimulai pada tahun depan.
Manajemen juga berkoordinasi dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) selaku perusahaan induk BUMN bidang pupuk.
“Rencana ini masih dalam pembahasan dengan Pupuk Indonesia, termasuk juga berkoordinasi untuk pendanaan proyek,” katanya.
Sebelumnya, langkah revitalisasi pabrik telah dilakukan perusahaan dengan mengganti Pabrik Pusri II yang berusia 40 tahun menjadi Pusri II-B.
Pabrik Pusri IIB memiliki kapasitas terbesar dibandingkan pabrik lainnya, yakni kapasitas pabrik amonia 2.000 ton per hari dan kapasitas pabrik urea sebanyak 2.750 ton per hari.
Tri melanjutkan secara keseluruhan pada Tahun 2020, realisais produksi pabrik eksisting untuk urea sebanyak 2,05 juta ton per tahun atau 129% dari rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP).
Sementara produksi amoniak mencapai 1,28 juta ton per tahun. Realisasi itu mencapai 127% dari RKAP. Adapun NPK sebanyak 198.610 ton per tahun atau 122% dari RKAP.
“Kami mempunyai misi menyediakan produk dan solusi agribisnis yang terintegrasi, apalagi kami tahun depan bakal mengandalkan penjualan ritel sebagai backbone bisnis perusahaan,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn