Sejumlah emiten BUMN Karya menargetkan pertumbuhan kontrak baru cukup signifikan pada 2022. Saham-sahamnya pun menjadi menarik diperhatikan.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menjelaskan emiten-emiten BUMN Karya harus diperhatikan terutama realisasi dan perkembangan industri konstruksi pada tahun ini.
“Sejumlah proyek dari BUMN konstruksi mayoritas masih berasal dari pemerintah, hal ini juga terkait dengan masalah pembayarannya karena akan berimbas pada arus kasnya mereka,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (26/1/2022).
Menurutnya, jika pada tahun ini pemulihan ekonomi terus terjadi, maka perkembangan dari sejumlah proyek konstruksi bisa kembali bergulir dan proyek properti juga dapat meningkat. Kondisi ini memberikan prospek yang baik pada emiten-emiten ini.
Lebih lanjut, merujuk pada sejumlah saham-saham BUMN karya yang cukup likuid dan nilai PER terendahnya, Reza merekomendasikan beli saham WSKT dengan target price (TP) 650, PTPP dengan TP 1070, dan WIKA dengan TP 1120.
Emiten kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. membukukan perolehan nilai kontrak baru senilai Rp20,51 triliun pada 2021. Realisasi kontrak baru hingga akhir Desember 2021 senilai Rp20,51 triliun itu mencapai 100 persen dari target yang ditetapkan oleh perseroan.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan perseroan terus berkomitmen meningkatkan perolehan kontrak baru baik dari dalam maupun luar negeri.
Hal itu dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja keuangan dan operasional emiten dengan kode saham WSKT tersebut.
“Manajemen optimis dapat membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp25 triliun – Rp30 triliun di tahun 2022 ini, terutama dengan support likuiditas Perseroan yang jauh lebih baik,” kata Destiawan.
Sementara itu, emiten kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) membidik perolehan kontrak baru senilai Rp35 triliun – Rp40 triliun pada 2022.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan target kontrak baru perseroan berada pada rentang Rp35 triliun – Rp40 triliun. Adapun, batas atas target tersebut lebih tinggi dari target kontrak baru 2021 yang sudah direvisi senilai Rp35 triliun.
“Dengan mayoritas [mengincar kontrak baru] di proyek-proyek infrastruktur, EPCC, dan industri konstruksi dimana WIKA sebagai champion di sana,” kata Mahendra.
Emiten kontraktor lainnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membidik perolehan kontrak baru senilai Rp24 triliun – Rp28 triliun pada 2022.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto mengatakan target kontrak baru itu tumbuh 20 persen – 25 persen dari realisasi kontrak baru yang didapatkan perseroan pada 2021.
Adapun, emiten dengan kode saham ADHI ini juga memiliki potensi perolehan kontrak baru yang akan ditangkap tahun ini setelah terjadi pergeseran kontrak baru 2021 dan beberapa proyek pembangunan jalan tol senilai Rp9 triliun.
“Sehingga target perolehan kontrak baru tahun 2022 sebesar Rp24 triliun – Rp28 triliun,” kata Farid.
Sumber Bisnis, edit koranbumn